Grid.ID- Ada beberapa hal yang membuat virus corona begitu menghebohkan.
Salah satunya karena virus ini belum ada obatnya dan membuat angka kematian jika terkena virus ini meningkat.
Berbagai cara dilakukan pihak pemerintah China dan negara lain untuk mengurangi penyebaran virus.
Sebelumnya, sejumlah negara telah melakukan evakuasi pada warga negaranya yang berada di Wuhan, yang disebut sebagai pusat penyebaran virus tersebut.
Selain evakuasi tersebut, adanya wabah ini juga berdampak pada sektor ekonomi dan bisnis.
Beberapa perusahaan telah menutup tokonya di China seperti Samsung, Apple, hingga Google.
Mengutip LearnBonds, wabah virus corona menjadi epidemi paling mahal di dunia dalam 20 tahun terakhir.
Virus dengan kerugian terbesar Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh LearnBonds, virus corona, yang paling banyak menginfeksi di China, diproyeksikan menghabiskan dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada kuartal pertama tahun 2020.
Adapun persentase tersebut senilai 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp847,21 triliun.
Dengan perhitungan ini, diperkirakan dampak terhadap PDB global dapat lebih tinggi.
Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan.
Jika virus tidak dapat dikendalikan, situasi serupa dapat terjadi di bagian lain dunia.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Intisari Online |