Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A. Tara
Grid.ID - Siapa yang tidak tahu film Parasite?
Box office yang baru saja memenangkan 4 kategori Oscar ini ternyata tak jarang ditemui pada kehidupan nyata, loh.
Film ini mengangkat kisah sebuah keluarga miskin Korea Selatan yang tinggal di sebuah basement kecil yang gelap dan keluarga kaya yang tinggal di rumah mewah di Seoul.
Tetapi meski Parasite hanyalah karya fiksi, namun tidak dengan apartemen yang menjadi latar film itu.
Mereka disebut banjiha, menjadi tempat tinggal ribuan orang yang menempati ibukota Korea Selatan, Seoul.
Melansir BBC.com, Julie Yoon, dari BBC Korea, pergi menemui beberapa dari penghuni banjiha, untuk mencari tahu seperti apa kehidupan di sana.
Salah satunya adalah banjiha milik seorang pria 31 tahun bernama Oh Kee Cheol ini.
Baca Juga: Dikuasai Nafsu, Pembina Pramuka di Kediri Cium dan Peluk Anak Asuhnya Satu Persatu di Sanggar!
Pada dasarnya, tidak ada sinar matahari yang masuk ke dalam banjiha.
Hanya ada sedikit sekali cahaya yang masuk, bahkan tanaman jenis sukulen tak dapat bertahan hidup di dalamnya.
Orang-orang bahkan dapat mengintip apartemennya melalui jendela.
Remaja kadang-kadang merokok di luar flatnya, atau meludah ke tanah.
Di musim panas, orang-orang di sana menderita karena kelembaban yang tak tertahankan dan jamur yang tumbuh dengan cepat.
Para warga di sana juga menggunakan kamar mandi yang begitu mungil tanpa wastafel.
Kamar mandi ini juga berada setengah meter di atas lantai.
Langit-langit kamar mandi sangat rendah sehingga Oh Kee Cheol harus berdiri dengan kedua kaki yang dibuka lebar, untuk menghindari benturan kepala.
"Ketika pertama kali pindah, saya mendapat banyak memar karena membenturkan tulang kering saya di tangga dan luka gores karena merentangkan tangan saya ke dinding beton," kata Oh Kee Cheol.
Tapi sekarang ia sudah terbiasa.
Parasite, karya sutradara legendaris Bong Joon Ho berkisah tentang orang kaya dan orang miskin.
Perbedaan ekstrim antara kedua keluarga - keluarga Park yang kaya dan keluarga Kim yang miskin - ditunjukkan melalui dua rumah mereka.
Satu rumah mewah di atas bukit di Seoul; yang lain semi-basement suram.
Baca Juga: Tidak Buat Laporan, Pihak Karen Pooroe Mengaku Hanya Ikuti Proses Kepolisian
Namun, dalam kehidupan nyata di Seoul, banjiha adalah tempat di mana ribuan anak muda akhirnya hidup selama mereka bekerja keras dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.
Meskipun demikian, beberapa penduduk banjiha berjuang untuk mengatasi stigma sosial.
"Kau tahu, aku benar-benar baik-baik saja dengan apartemenku," kata Oh Kee Cheol.
Pria yang bekerja di pusat logistik ini juga menceritakan jika dirinya memilih tinggal di banjiha lantaran menghemat uang untuk mengisi tabungannya.
Sayang sekali dengan kondisinya sekarang, masih sulit untuk tidak dikasihani orang.
Dan Oh Kee Cheol jelas tidak bisa mengubah pandangan mereka.
Di Korea, orang-orang berpikir penting memiliki mobil atau rumah yang bagus.
"Saya pikir banjiha melambangkan kemiskinan. Mungkin itu sebabnya di mana aku tinggal menentukan siapa aku," tutup Oh Kee Cheol.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | BBC |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |