Grid.ID - Bencana demi bencana terjadi di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini.
Sebelum kini wabah virus corona menjadi perbincangan publik, kebakaran luar biasa di Australia lebih dulu menimbulkan keprihatinan.
Melansir Kompas.com (12/2/2020), pada Januari 2020, kualitas udara di Canberra Australia mencapai 1.296 mikrogram partikel PM 2.5 meter per meter kubik, sangat tinggi jika dibandingkan dengan 41 mikogram di Beijing.
Sempat diberitakan oleh berbagai media 'kekacauan' yang terjadi di Australia.
Potret memilukan tentang kondisi Australia beredar, seperti bagaimana hewan-hewan mati terpanggang.
Dalam keadaan lingkungan yang memprihatinkan seperti itulah orangtua dari balita bernama Chloe (18 bulan) memutuskan untuk mengirim anaknya ke China demi menghindari bahaya asap kebakaran hutan.
Orangtua Chloe, Yufei Luo dan Yi Zhao yang tinggal di Australia, mengirim putrinya pada Januari lalu untuk tinggal bersama kerabatnya demi menghindari 'neraka' itu.
Namun siapa sangka justru kini tempat Chloe mengungsi berubah menjadi 'neraka' lain, membuat orangtuanya dilanda kecemasan.
Tolak Adu Tinju di Atas Ring dengan Denny Sumargo, Farhat Abbas: Kalau Kalah, Kasihan Dia
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Intisari Online |