Korbankan Nyawanya Sendiri Demi Selamatkan 8 Orang, Remaja 18 Tahun ini Tewas dalam Penembakan Brutal di Thailand

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Insiden penembakan massal yang terjadi di Thailand baru-baru ini tengah mengegerkan warga.

Pasalnya, penembakan brutal tersebut telah mengakibatkan 58 orang terluka.

Selain itu, insiden yang berlangsung pada 8 Februari 2020 di Terminal 21 Nakhon Ratchasima atau dikenal sebagai Korat, telah menewaskan 30 orang, termasuk sang penembak.

Baca Juga: Prajuritnya Lakukan Penembakan Massal hingga Tewaskan 29 Orang, Panglima Tentara Thailand Menangis Minta Maaf: Salahkan Saja Saya!

Melansir dari World of Buzz pada Jumat (14/2/2020), seorang pelajar yang dikenal bernama Ativa kini sedang menjadi sorotan publik setempat.

Sebab, Ativa yang masih berumur 18 tahun itu disebut-sebut telah menjadi pahlawan di dunia nyata.

Ativa memilih mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan 8 orang dalam aksi penembakan brutal tertsebut.

Baca Juga: Berkedok sebagai Dokter, Pria Ini Tembak Pasien yang Tak Berdaya di Rumah Sakit, Ternyata Si Penembak dan Korbannya Bukan Orang Sembarangan

Di hari yang menegangkan tersebut, sang teroris diketahui sempat melarikan diri ke lantai LG mall menuju ruang pembeku.

Ativa dan 8 orang yang ada di sana pun akhirnya bertemu dengan sang teroris.

Di antara 8 orang yang ada di sana, Ativa disebutkan sebagai bocah pemberani yang bersedia melangkah keluar.

Baca Juga: Bunuh Komandan hingga Anak Kecil, Begini Kronologi Tragedi Berdarah Penembakan di Thailand yang Memakan 29 Korban Jiwa

Ativa melangkah keluar untuk menghalangi sang teroris agar tak bisa masuk dalam ruangan tersebut.

Singkat cerita, Ativa pun akhirnya tertembak dan terbunuh.

Dari aksi perlawanan Ativa itulah, 8 orang yang berada di ruangan tersebut berhasil lolos dan melarikan diri.

Baca Juga: Ngamuk di Tengah Kota Hingga Tewaskan 29 Orang Pakai Timah Panas, Oknum Tentara Thailand yang Tembak Komandannya Sendiri Sempat Curhat di Facebook, Singgung Soal Neraka dan Keserakahan

Kini keluarga sang bocah pun mengaku bersedih dan sangat berduka.

Nenek Ativa yang berusia 73 tahun terlihat tak dapat membendung air matanya.

Ia menyampaikan bahwa sang cucu seharusnya kini masih belajar dan menyelesaikan sekolahnya.

Baca Juga: Sindir Telak Sajad Ukra yang Maki-maki Nikita Mirzani, Hotman Paris: Hai Cowok Asing, Ayo Naik Lamborghini, Aku Tunjukkan Cara Memanjakan Wanita!

Sementara itu, ibu Ativa yang disebutkan bekerja di Terminal 21 sebagai cleaning service, sedang bekerja keras agar dapat menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi.

Kini sang ibu dan nenek hanya bisa mengenang Ativa sebagai anak penurut dan tidak pernah mengeluh.

Sebelumnya sang nenek mengaku tak tahu apabila cucunya kala itu tengah menjadi korban penembakan brutal.

Baca Juga: Marshanda Diminta Keterangan Oleh Polisi Terkait Jatuhnya Zefania Carina, Karen Pooroe Sebut Itu Hal yang Wajar

Ia baru mengetahui setelah seorang tetangga memberitahunya.

"Dia seharusnya penuh harapan untuk masa depannya, tetapi karena penembakan yang tidak masuk akal ini, Ativa kehilangan nyawanya di usia yang begitu muda," ujar sang nenek bersedih.

Kini, sang nenek pun berharap agar pemerintah Thailand memperhatikan kasus ini dan berbelasungkawa terhadap para korban dan keluarganya.

(*)

PROMOTED CONTENT