Grid.ID - Hubungan Rusia dan Turki makin tegang setelah serangan udara di Suriah yang menewaskan sedikitnya 33 tentara Turki.
Kondisi ini mendorong Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beralih ke sekutu tradisionalnya di Barat agar mendapat dukungan militer.
Sementara itu, Rusia membantah terlibat, dengan mengatakan bahwa pasukan Turki telah berada dalam kelompok teroris yang mendapat serangan dari pasukan pemerintah Suriah yang didukung militer Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, ketika mereka mengetahui ada korban dari tentara Turki, Rusia langsung mengambil langkah-langkah yang lengkap untuk menghentikan tembakan total dari militer Suriah.
Erdogan akhirnya bersumpah untuk menyerang balik pasukan pemerintah Suriah.
Sementara itu NATO setuju melakukan pertemuan atas permintaan Turki untuk konsultasi pada hari Jumat.
Kondisi ini menekan Uni Eropa karena Turki mengancam angkat pembatasan imigran ini.
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Intisari Online |