Grid.ID - Pada 1511, Francisco Serrão dan António de Abreu melabuhkan kapal mereka di kepulauan Indonesia yang kini kita kenal dengan nama Maluku.
Salah satu magnet utama yang menarik kedatangan mereka di Nusantara adalah rempah-rempah yang harga jualnya sangat tinggi di perdagangan Eropa masa itu.
Tak terbayangkan oleh mereka, selama menelusuri laut Indonesia menuju Banda, menjadi awal peninggalan pengaruh-pengaruh Portugis di Indonesia yang masih menyintas hingga sekarang.
Mulai dari warisan nama-nama keluarga Portugis di Indonesia Timur (keturunan), bahasa, makanan, musik, serta berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia terdapat pengaruh bangsa Portugis yang masih terus hidup.
Berangkat dari kesadaran bahwa bangsa Portugis dan Indonesia pernah sangat dekat, tetapi tidak saling mengenal di masa kini, Joaquim mencoba menelusuri kembali rute perjalanan para nenek moyang dan peneliti terdahulu di Indonesia untuk menyatukan kembali hubungan kedua bangsa ini.
Perjalanan panjang dari Nusa Tenggara, Sulawesi, Jawa, sampai Sumatra ia lakukan untuk dapat mencari objek-objek peninggalan Portugis di Nusantara dan merasakan langsung interaksi dengan warga lokal.
Selain menceritakan tentang perjalanannya, Joaquim juga menambahkan catatan jurnalistik berupa hasil wawancara, dokumentasi foto dan film, mengumpulkan dokumen-dokumen dalam bahasa Portugis kuno, menyusun daftar-daftar istilah Portugis-Indonesia, serta menyaksikan langsung beberapa acara keagamaan setempat.
Semua itu menjadi bahan yang memperkaya isi buku ini, sekaligus menjadi bukti nyata hubungan kedua bangsa yang tidak banyak orang sadari.
Melalui catatan perjalanan Joaquim yang jujur dan menghibur, pembaca diajak untuk mengenali sisa-sisa akulturasi kedua bangsa yang masih bertahan sejak keberadaannya 500 tahun silam dan menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia di masa modern ini.
The Real Bos Idaman, Begini Cara Mewah Raffi Ahmad dan Nagita saat Rayakan Wisuda Mbak Lala di Bali!