Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Selama ini, isu yang selalu berkembang mengatakan produk makanan yang segar jauh lebih sehat daripada produk makanan beku dan kalengan.
Produk beku dan kalengan telah melalui beragam proses dalam pengemasan sehingga dikhawatirkan jumlah nutrisinya ikut berkurang.
Dalam pengemasannya pun, makanan kaleng juga melewati proses pemanasan yang bisa membuat sebagian nutrisinya hilang.
Belum lagi tambahan pemanis dan pengawet buatan dalam makanan kalengan yang membuatnya makin dimusuhi para pelaku hidup sehat.
Tapi ada satu fakta yang dihimpun Grid.ID dari laman Curiosity.
(Bingung Masak Pakai Mentega Beku? Jangan Panik, yuk Coba Tips Satu Ini)
Fakta ini menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli sayuran segar dan tidak harus memusuhi produk beku serta kalengan.
Pada saat sayuran segar yang dipanen, secara otomatis kandungan nutrinya langsung berkurang.
Memetik buah atau sayur dari pohon induknya akan memutus rantai suplai makanan sehingga produk yang dipanen ini akan mulai 'memakan' nutrisi yang terkandung di dalamnya agar tetap bisa hidup.
Hasilnya, deretan sayur dan buah yang dipajang di pasar ternyata tidak sesehat yang kamu kira.
Terkadang, ada juga produsen nakal yang menggunakan trik memanen produk sebelum mencapai tingkat kematangan yang pas.
Tujuannya agar produknya bisa matang sempurna saat sampai di tempat tujuan.
Biasanya praktik ini dilakukan para petani buah agar tampilan buah masih cantik dan menarik pembeli.
Memanen buah atau sayur yang belum matang otomatis membuat kandungan nutrisi di dalamnya tidak maksimal.
Di sisi lain, makanan beku atau kalengan biasanya dibuat dari produk yang memang sudah matang sempurna.
Kandungan nutrisinya sudah 'terkunci' di dalam produk tersebut.
(Berapa Lama Batas Makanan Beku Aman Untuk Dikonsumsi?)
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of the Science of Food and Agriculture, beberapa sayuran mengalami penurunan nutrisi yang signifikan setelah dipanen.
Tapi perlu diingat, makanan yang dikalengkan dan dibekukan juga tetap rentan terhadap penurunan kadar nutrisi seperti nutrisi berupa vitamin yang larut dalam air seperti B dan C.
Sebagai contoh brokoli kehilangan 13% vitamin C-nya saat disimpan di kulkas selama 21 hari dan 50% saat disimpan di dalam freezer.
Nutrisi lainnya seperti antioksidan polifenol hampir tidak hilang sama sekali selama proses pembekuan atau pengalengan. (*)
Anaknya Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Saat Ia Pergi Umroh, Selebgram Ini Akhirnya Usir Meski Belum Cerai: Temenin Tuh Pacar Lu
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Alfa Pratama |