Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Tarzan adalah tokoh fiktif yang diciptakan oleh Edgar Rice Burroughs, yang muncul pertama kali dalam novel 1912 Tarzan of the Apes.
Dalam kisah itu digambarkan bahwa Tarzan adalah anak sebuah keluarga bangsawan Britania, yang ditinggalkan di pantai Afrika oleh para pemberontak.
Orangtuanya meninggal ketika ia masih kecil, lalu ia dibesarkan oleh kera-kera besar yang spesiesnya tidak dikenal oleh ilmu pengetahuan saat itu.
Kisah hidup Tarzan banyak diangkat dalam drama dan film Hollywood.
(BACA: Gambas Al Ajillo, Kreasi Pasta Khas Spanyol Buat Para Pencinta Udang)
Namun siapa sangka kisah serupa juga pernah menimpa seorang pria asal Spanyol satu ini.
Dilansir Grid.ID dari Indy100, pada tahun 1965, Marcos Rodriguez Pantoja ditemukan tinggal di sebuah gua dengan sekelompok Serigala.
Ia diduga telah tinggal bersama hewan buas tersebut selama 12 tahun terakhir sebelum ditemukan.
Marcos telah tinggal bersama hewan-hewan itu sejak ia masih kecil setelah kematian ibunya dan ditinggalkan oleh ayahnya.
(BACA: INFINITE, VIXX, dan BTS Masuk Nominasi Ajang Penghargaan di Spanyol, Jangan Lupa Dukung Idolamu ya!)
Sang ayah menjual Marcos kepada seorang petani yang tinggal di pegunungan Sierra Morena, di Spanyol.
Dia memperkirakan bahwa usiaya ketika itu sekitar enam atau tujuh.
Tetapi petani tersebut meninggal segera setelah membeli Marcos.
Hal itulah yang menyebabkannya pergi ke gunung dan berinteraksi dengan satwa liar.
(BACA: Gara-gara Lirik Lagu Menyinggung Raja Spanyol, Seorang Rapper Masuk Bui)
Marcos berusia 19 tahun ketika ia ditemukan oleh pasukan Garda Sipil Spanyol.
Pasukan itu membawanya kembali ke dunia manusia.
Tetapi di situlah segalanya benar-benar berubah.
Kisah hidup Marcos didokumentasikan dalam berbagai buku, film, kajian antropologis, dan sebuah film dokumenter pendek karya BBC News.
Kini Marcos berusia 72 tahun.
Ia tinggal di desa kecil Rante, di provinsi Ourense, Spanyol.
Namun meskipun hidup di antara manusia selama beberapa dekade, ia mengakui bahwa kenangan bahagia terakhirnya adalah dengan serigala.
Marcos mengungkapkan bahwa dia merasa seperti dia telah ditipu dan disalahgunakan oleh manusia.
(BACA: Ratu Spanyol Selalu Tampak Cantik dan Awet Muda, Ternyata Ini Diet yang Dilakukannya, Mau Tahu?)
Ia merasa dieksploitasi oleh atasannya dalam industri konstruksi dan perhotelan.
"Saya pikir mereka menertawakan saya karena saya tidak tahu tentang politik atau sepak bola," ujar Marcos.
Meskipun ia merasa seperti tidak akan pernah dapat sepenuhnya menyesuaikan diri dengan kehidupan manusia, tetangganya telah menerima Marcos sebagai bagian dari komunitas manusia.
Kelompok lingkungan hidup Amig @ s das Arbores berusaha mengumpulkan uang untuk membantu meningkatkan kondisi kehidupan Marcos saat ini.
(BACA: Bisa Buat Bareng-bareng, Telur Dadar Ala Spanyol yang Satu Ini Bikin Ketagihan)
Ketika Marcos kecewa dengan cara hidup manusia, dia mengakui bahwa dia telah mencoba kembali ke gunung.
Tetapi sayangnya, serigala tidak lagi mengenalinya sebagai bagian dari mereka.
"Ada serigala dan jika saya panggil, mereka akan merespons, tetapi mereka tidak akan mendekati saya. Karena saya berbau seperti manusia, saya memakai cologne," ujar Marcos.
Pria itu menambahkan bahwa ia bahkan kembali ke lokasi gua yang dulu ia tinggali.
(BACA: Bak Gitar Spanyol, Ini Gaya Angel Karamoy dengan Cut Out Shoulder Dressnya yang Cantiknya Maksimal!)
Namun betapa sedihnya Marcos ketika mengetahui bahwa sekarang ada pondok dan gerbang listrik di lokasi tersebut.
Tapi tidak semua hal tentang hidupnya didominasi oleh kekecewaan.
Dia secara teratur diundang ke sekolah oleh kelompok Amig @ s das Arbores.
Marcos berbicara tentang pengalamannya dan pentingnya merawat dunia di sekitar kita pada anak-anak sekolah.
Xose Santos dari Amig @ s das Arbores berkata "sungguh menakjubkan bagaimana dia memikat anak-anak dengan pengalaman hidupnya".(*)
Innalillahi, Truk Ugal-ugalan Seruduk Sejumlah Motor dan Mobil di Tangerang, Kondisi Sang Sopir Usai Diamuk Massa Sungguh Miris
Source | : | www.indy100.com |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |