Grid.ID - Beberapa hari lalu, publik digemparkan dengan kabar pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja.
Bagaimana tidak, remaja berinisial NF (15) nekat menghabisi nyawa bocah 5 tahun berinisial APA yang merupakan temannya sendiri.
Perbuatan keji yang dilakukan remaja itu terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/3/2020).
Melansir dari Tribunnews, NF tega menenggelamkan korban di bak mandi hingga tewas.
Setelah tak bernyawa, korban berinisial APA diikat dan sembunyikan di dalam lemari pakaian pelaku.
Peristiwa itu terbongkar usai NF mendatangi pihak kepolisian dan mengakui semua perbuatannya.
Kasus pembunuhan oleh siswi SMP ini pun kini tengah diproses pihak kepolisian Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Dari pengakuannya kepada polisi, remaja NF mengaku sering menonton film horor hingga menginspirasinya untuk melakukan pembunuhan.
"Tersangka ini sering menonton film horor. Salah satunya Chucky,"
"Dia senang menonton film horor itu memang hobinya itu," kata Yusri.
Tak hanya itu, polisi juga berhasil menemukan beberapa catatan dari remaja perempuan tersebut.
Ada catatan yang bertuliskan "Besok aku akan mencoba tertawa melihat ayahku meninggal selamanya".
Kalimat tersebut dituangkan pada selembar kertas dengan gambar seorang perempuan.
Total ada 13 lembar kertas yang digambar oleh pelaku dan kini menjadi barang bukti kepolisian.
Selain pelaku, polisi juga telah memeriksa orang tua sang remaja.
Dilansir dari Kompas.com, AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan telah memeriksa orang tua sang pelaku.
Pihak kepolisian mencecar sejumlah pertanyaan terkait keseharian gadis yang kini masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu.
"Kami tanya soal kesehariannya, kebiasaan (pelaku) seperti apa," ungkap saat dikonfirmasi, Minggu (8/3/2020).
"Nanti hasilnya untuk melengkapi bahan penyidikan kami," imbuhnya.
Melansir TribunJakarta.com, pelaku kini menghuni ruang isolasi.
Pemeriksaan kejiwaan NF pun telah dilakukan pada Senin (9/3/2020).
Tak hanya dilakukan lewat cara bertanya kepada NF, pemeriksaan ini juga melibatkan orang tua, anggota keluarga, dan orang terdekat.
Semua bergantung pada gejala apa yang hendak dipastikan dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati terhadap NF.
Baca Juga: Siswi SMP 15 Tahun Mengaku Puas Habisi Bocah 5 Tahun, Ayah Korban Minta Pelaku Dihukum Mati
"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," ujar dokter Rianna.
Dokter Rianna mengatakan, setidaknya ada 10 orang dokter ahli yang terlibat dalam observasi NF yang dilaksanakan selama maksimal 14 hari kerja.
Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.
Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.
"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," tuturnya.
Lebih lanjut dilansir dari tayangan wawancara TV One, dokter Rianna pun mengungkap perihal dialog yang ia lakukan saat bertemu NF.
Dokter spesialis Kejiwaan RS Polri itu mengatakan, proses pemeriksaan terhadap NF masih pada tahap awal.
Yakni dengan cara mengenalkan tim dokter kepada pelaku sebelum berdialog.
"Kita baru pemeriksaan tahap awal, baru pemeriksaan yang masih awal,"
"Kita pendekatan antara dokter dan terperiksa atau pasien," ungkap dokter Rianna dilansir pada Selasa (10/3/2020).
Setelah memperkenalkan diri satu persatu, tim dokter pun berdialog dengan pelaku sesuai prosedur yang ada.
Namun saat proses pemeriksaan, tim dokter tidak serta merta bertub-tubi memberikan pertanyaan.
"Satu persatu (perkenalkan dokter ke pelaku). Kalau semuanya dikenalkan rame-rame belum tentu, anak ini kalau dikerubutin rame-rame kan enggak seperti itu, ya satu persatu membuat orang nyaman," jelasnya.
Di pemeriksaan perdana ini, tim dokter hanya memberikan pertanyaan yang sifatnya masih awal dan diharapkan bisa membuat pelaku terbuka.
"(Pemeriksaan) awal ini tentu tidak semua kita tanyakan secara langsung ya, jadi perlahan-lahan,"
"Karena pertanyaan yang bertubi-tubi juga membuat orang enggak nyaman, jadi nanti dia kurang kooperatif," katanya lagi.
Terbukti, ketika diberi pertanyaan dan diajak berdialog oleh tim dokter, pelaku diakui masih mau menjawabnya dengan tenang.
Dokter Rianna berujar, pelaku tampak kooperatif ketika kejiwaannya diperiksa.
"Sekarang sih masih kooperatif," tandas dokter Rianna.
(*)
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Asri Sulistyowati |
Editor | : | Asri Sulistyowati |