Laporan Wartawan Grid.ID, Pradipta R
Grid.ID – Berkeringat di malam hari mungkin menjadi hal yang biasa dirasakan.
Terutama saat cuaca sedang panas.
Namun bagaimana jika hal ini tidak ada hubungannya dengan cuaca?
(BACA JUGA: Tips Menumbuhkan Alis dengan Lidah Buaya, yuk Simak!)
Melainkan keringat keluar dengan sendirinya saat malam hari, meskipun udara begitu sejuk atau dingin?
Jika kamu mengalami hal ini, sebaiknya waspadai sejak dini.
Karena berkeringat di malam hari bisa jadi pertanda dari suatu kondisi tubuh yang membahayakan.
Kenapa ya kira-kira?
(BACA JUGA: Selain Rating Tinggi, Inilah 3 Alasan yang Bikin Drama Switch Layak Ditonton)
Temukan jawabannya dalam paparan berikut ini yang telah dilansir Grid.ID dari laman Web MD.
Menopause
Berkeringat pada malam hari dan juga merasakan hawa panas di area wajah bisa menjadi pertanda seorang wanita akan mengalami menopause.
Hiperhidrosis idiopatik
Kondisi ini ialah di mana tubuh secara kronis menghasilkan terlalu banyak keringat tanpa sebab medis yang dapat diidentifikasi.
(BACA JUGA: Nagita Slavina Pakai Blouse Harga Fantastis, Ini Tanggapan Konyol Netizen!)
Infeksi
Infeksi juga kerap dikaitkan dengan keluarnya keringat di malam hari.
Infeksi yang dimaksud berkaitan dengan tuberkulosis dan HIV.
Tidak hanya karena virus, infeksi bakteri juga bisa sebabkan kondisi ini.
Di antaranya endokarditis (radang katup jantung) dan osteomielitis (radang tulang).
Kanker
Berkeringat di malam hari merupakan gejala untuk beberapa jenis kanker.
Dan yang paling umum adalah kanker limfoma.
Obat-obatan
Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan juga bisa sebabkan berkeringat di malam hari.
Seperti contohnya obat anti depresan, penurun demam seperti aspirin dan aceptaminophen.
(BACA JUGA: Gaya Rebel ala Shafa Harris yang Super Keren, Contek Yuk!)
Hipoglikemia
Seorang dengan gula darah yang rendah juga merupakan penyebab dari hal ini.
Konsumsi insulin atau obat diabetes oral juga menjadi penyebabnya.
Gangguan hormon
Berkeringat di malam hari bisa disebabkan karena gangguan hormon, seperti pheochromocytoma, sindrom karsinoid dan hipotiroid.
Kondisi neurologis
(BACA JUGA: Stefan William Ungkap Perbedaan Antara Seorang Pria dan Anak Laki-laki)
Kondisi neurologis termasuk dysreflexia otonom, syringomyelia pasca trauma, stroke dan neuropati otonom. (*)
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |