Grid.ID- Rivalitas sengit segala bidang nyata terjadi antara Rusia dan Amerika Serikat.
Dari segi ekonomi, sains, teknologi hingga ideologi sampai sekarang masih terjadi antar kedua negara.
Tak jarang keduanya terlibat perseteruan tegang yang bisa saja pecah perang antar kedua negara adidaya itu.
Yang paling kentara tentu tarik urat syaraf dalam Perang Dingin.
Bukan Hanya di Indonesia, Soekarno Juga Menjadi Nama Jalan di Pakistan, Ini Sebabnya!
Ketegangan tertinggi kedua negara itu terjadi saat Krisis Nuklir Kuba tahun 1962.
Saat itu kedua negara sudah siap ancang-ancang untuk menembakkan misil nuklir ke masing-masing target sasaran, dunia dilanda ancaman perang nuklir.
Untunglah ada kesepakatan bersama bahwa Uni Soviet akan menarik rudal nuklirnya di Kuba asalkan AS berjanji tak akan menyerang negara Fidel Castro itu.
Namun apakah ada sejarah yang mencatat bahwa militer kedua negara pernah saling berhadapan dalam peperangan? saling tembak dan bunuh?
Nyatanya tidak!
Yang ada hanyalah senjata mereka yang digunakan untuk saling bunuh.
Mengenal Carrier Battle Group, Armada Amerika Serikat yang Menyerang Suriah
Bahkan saat Perang Dunia II berlangsung Amerika dan Soviet malah berkawan, bersama-sama mengalahkan Hitler.
Persaingan keduanya baru dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Awal mulanya tentu konflik di Semenanjung Korea.
Korea terbagi dua, Utara didukung Soviet dan China sedangkan Selatan dibekengi oleh Amerika serta Sekutunya.
Peperangan yang terjadi di Korea hanya melibatkan pertempuran tentara Korea Utara dan China versus Korea Selatan, Amerika dan Sekutunya.
Tak ada tentara Soviet disitu, paling banter militer Soviet hanya sebagai instruktur pelatih tentara Korea Utara.
Berlanjut ke Perang Vietnam tahun 1957-1975.
Sama halnya dengan Perang Korea, Vietnam Utara didukung Rusia sedangkan Selatan didukung Amerika.
Disitu yang ada hanyalah pasukan Vietnam Utara saling bunuh dengan tentara Amerika dan Vietnam Selatan.
Sekali lagi tak ada tentara Soviet disitu, Soviet hanya menyediakan persenjataan dan penasehat militer saja disana.
Berlanjut lagi ke Perang Soviet-Afghanistan 1979-1989.
Uni Soviet selama 9 tahun memporak-porandakan negara Afghanistan.
Reaksi Amerika Serikat melalui CIA ialah membantu para pejuang Mujahidin dengan bantuan dana dan persenjataan yang mirisnya pimpinan Mujahidin itu adalah Osama bin Laden yang kelak menjadi teroris paling diburu Amerika.
Diperang tersebut Soviet hanya berhadapan dengan pejuang Taliban dan Al Qaeda.
Setelah Soviet cabut dari Afghanistan baru Amerika gantian masuk membombardir negara itu.
Perang Teluk 1 dan 2.
Di perang teluk 1 tahun 1980 Soviet menggelontorkan persenjataan ke Iran untuk melaksanakan ambisinya menyerang Irak.
Irak yang didukung oleh Amerika lantas menyerang balik setelah diberi persenjataan dan dana.
Miris kedua negara saling bunuh dengan senjata masing-masing yang diberi oleh Amerika dan Soviet.
Sedangkan di perang teluk 2 kebalikan, Irak yang didukung Soviet sedangkan Kuwait yang didukung Amerika.
Masih banyak lagi peperangan yang terjadi lantaran terlibatnya Rusia maupun Amerika didalamnya namun hanya senjata mereka saja yang beradu.
Atau paling tidak tentara salah satu negara adidaya itu yang terlibat didalam peperangan.
Sekarang Suriah sedang dilanda kasus serupa, apakah pada titik ini Rusia akan menurunkan pasukannya untuk berhadapan langsung, saling tembak dengan Amerika Serikat dan Sekutunya? hanya waktu yang bisa menjawab. (Seto Aji/Grid)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | History.com,war history online,national interest |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |