Grid.id - Memasuki usia sekolah, aktivitas harian anak akan mulai padat. Pagi-pagi anak sudah harus berangkat ke sekolah, kemudian siangnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, les, belum lagi bermain bersama teman-teman.
Oleh sebab itu, asupan energi dengan jenis dan jumlah yang tepat sangat dibutuhkan anak untuk menunjang aktivitas, pertumbuhan dan daya tahan tubuhnya.
Berdasarkan jurnal Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang dipublikasikan pada tahun 2018, kebutuhan gizi anak usia sekolah relatif lebih besar dibanding anak yang berusia lebih muda.
Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan anak usia sekolah yang lebih cepat, terutama dalam penambahan tinggi badan.
Dilansir dari Kompas.com, pertumbuhan tinggi badan anak akan signifikan dalam rentang usia 6 sampai 8 tahun. Sehingga, penting bagi orangtua untuk menentukan kebutuhan nutrisi harian anak dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
Baca Juga: Canggih! Kecukupan Gizi Anak Kini Bisa Diukur Secara Online Loh
Selain itu, kebutuhan energi dari gizi yang cukup dapat membantu anak dalam meraih prestasinya di sekolah. Sebaliknya, kurangnya energi akan mempengaruhi anak sehingga anak akan merasa lemas dan kurang bersemangat sepanjang hari.
Mengutip dari situs web produk susu Milkuat, energi berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak dan membantu memaksimalkan potensinya.
Menghitung kecukupan gizi anak
Berdasarkan angka kecukupan gizi yang ditetapkan oleh Kemenkes RI pada 2013, jumlah kebutuhan nutrisi anak usia 7 sampai 9 tahun adalah 1.850 Kkal perhari.
Di atas usia 10 tahun, kebutuhan nutrisi mulai dibedakan sesuai jenis kelamin. Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebesar 2100 Kkal perhari dan perempuan 2.000 Kkal per hari.
Baca Juga: Penuh Nutrisi, 6 Makanan ini Bisa Bantu Meningkatkan Tinggi Badan Anak
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |