Grid.id - Sensus penduduk (SP) merupakan acara hajatan besar bagi negara kita. Dilaksanakan setiap sepuluh tahun, setidaknya telah terjadi enam kali sensus penduduk setelah Indonesia merdeka, yang dimulai dari tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010.
Meski menjadi momen besar bagi pemerintahan dan masyarakat. Sayangnya, banyak kaum muda yang belum sadar akan pentingnya sensus penduduk. Pelaksanaan sensus yang tidak rutin, menjadi hal yang asing di telinga anak muda, terutama generasi milenial.
Padahal, sensus penduduk memiliki tujuan dan manfaat lho. Pertama, hasil sensus penduduk akan memberikan informasi karakteristik, jumlah, dan distribusi penduduk di seluruh wilayah Indonesia.
Kedua, hasil sensus menjadi parameter demografi, proyeksi penduduk, serta indikator sustainable development goals (SDG’s). Keduanya akan digunakan pemerintah untuk merencanakan pembangunan fasilitas umum, hingga program kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah.
Lalu, apa benar sensus penduduk tahun ini penting bagi Indonesia? Menurut Presiden Joko Widodo, SP tak hanya digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan, namun juga sebagai sumber data untuk antisipasi akan hal-hal yang akan terjadi di masa depan.
“Sensus Penduduk 2020 (SP2020) nanti akan menjadi kunci langkah awal untuk menuju terwujudnya satu data kependudukan. Oleh karenanya, jangan memandang lagi bahwa SP2020 ini hanya pekerjaan BPS. SP2020 telah menjadi agenda kerja kita semuanya,” ujar Presiden Joko Widodo dalam Pencanangan Sensus Penduduk 2020 di Istana Negara, Jumat (24/01/2020) lalu.
Sebagai informasi, pelaksanaan SP selalu dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mengantongi pengalaman selama 60 tahun, selama itu pula SP dilaksanankan secara tradisional. Petugas mendata dengan cara mendatangi satu persatu rumah untuk melakukan wawancara.
Memasuki tahun sensus ketujuh di 2020, BPS melakukan inovasi pengumpulan data penduduk menjadi dua tahap, yaitu secara online dan offline. Sensus penduduk secara online telah dibuka pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020, sedangkan untuk offline dilakukan pada tanggal 1 hingga 31 Juli 2020 melalui tim lapangan.
Hadirnya metode online tak hanya dianggap praktis dan efisien, namun juga memberikan kesempatan bagi masyarakat terutama generasi milenial untuk berpartisipasi secara mandiri. Melalui perangkat desktop maupun smartphone, masyarakat dapat melakukan sensus melalui website sensus.bps.go.id.
Namun, jika tidak sempat mengisi secara online, petugas BPS akan mengunjungi rumah masyarakat selama masa periode sensus di bulan Juli. Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto berharap masyarakat dapat memberikan jawaban jujur dan benar pada waktu wawancara.
“Semangat perubahan ini dilakukan berdasarkan arahan Bapak Presiden bahwa kita semua harus berkolaborasi, meninggalkan ego sektoral, dan terus menerus menerapkan inovasi,” ujar Suhariyanto pada Jumat (13/03/2020).
Dengan adanya jawaban yang jujur dan benar, serta dukungan penuh dari K/L, institusi, organisasi, dan juga seluruh masyarakat, akan menjadi kunci kesuksesan dalam Sensus Penduduk 2020 dan juga membantu menentukan masa depan Indonesia.
(Advertorial)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |