Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Di tengah isu mewabahnya virus corona di Pyongyang, petinggi Korea Utara Kim Jong-un justru meninggalkan ibu kota negaranya itu.
Ia dikabarkan telah meninggalkan Pyongyang menuju ke Wonsan, Provinsi Kangwon, sejak 26 Februari 2019 lalu.
Hal ini pun menimbulkan kecurigaan dan spekulasi dari banyak pihak.
Baca Juga: Eza Yayang Ungkap Caranya Melindungi Keluarga dari Risiko Virus Corona
Sebab, tak biasanya pemimpin Korea Utara itu berada jauh dari ibu kota dalam jangka waktu yang lama.
Apalagi, kepergiannya itu terjadi di tengah isu mewabahnya virus corona di Pyongyang yang mana terkenal padat dan banyak orang asing.
"Jika Kim pergi ke daerah Wonsan pada akhir Februari, dia berarti telah berada di wilayah itu selama lebih dari 10 hari," ujar profesor Universitas Kyungnam, Kim Dong-yub, seperti yang dikutip Grid.ID dari The Korea Times.
"Ini mungkin terkait dengan situasi Covid-19 di Prongyang," lanjutnya.
Pemerintah Korea Utara selama ini terlihat selalu menutup-nutupi isu mewabahnya virus corona di wilayahnya.
Pihaknya bahkan bersikukuh jika negaranya bebas dari virus corona karena adanya kebijakan yang ketat sebagai bentuk pencegahan.
Baca Juga: Update Virus Corona 14 Maret 2020, Pasien Positif Corona di Indonesia Berjumlah 96 Orang
Meskipun seperti yang dilansir dari Kompas.com, sudah ada 180 tentara Korea Utara yang dikabarkan tewas terkena virus corona.
Jenazah-jenazah tentara yang tewas akibat terkena virus corona ini pun menjadi pekerjaan ekstra bagi pemerintah karena harus didesinfektan dan dikremasi dalam waktu secepatnya.
Sebab, dikabarkan adanya ketakutan pemerintah Korea Utara jika penyebaran virus ini dapat berdampak massal dan destruktif.
Baca Juga: Aman! Ini 5 Langkah Sederhana Lawan Virus Corona
Pasalnya, dari 180 tentara yang meninggal sejak Januari hingga Februari itu, memiliki gejala mirip virus corona.
Apalagi kebanyakan dari mereka juga bertugas di perbatasan antara China.
"Terlalu banyak jenazah (untuk di kremasi di pihak militer). Mereka jelas tidak ingin kabar ini bisa menyebar di luar militer," ujar salah satu sumber.
Sementara itu, sebanyak 3.700an tentara lainnya kini sedang menjalani masa karantina.
(*)
Source | : | Kompas.com,The Korea Times |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |