Grid.ID - Semua orang pasti pernah melihat awan putih di langit bukan?
Dipikiran kita pastilah awan itu terdiri dari gas berwarna putih, seperti kabut dan tak mempunyai massa (berat).
Tak ada yang menyalahkan anggapan tersebut namun nyatanya awan mempunyai berat.
Ya, berat yang sangat berat, bahkan massa awan lebih berat dari pada seekor gajah sekalipun!
Bukan Hanya di Indonesia, Soekarno Juga Menjadi Nama Jalan di Pakistan, Ini Sebabnya!
Para ilmuwan telah meneliti bahwa berat awan putih di langit bisa mencapai 1.003.000.000 kg!
Lantas bagaimana bisa awan mempunyai berat sebesar itu?
Rupanya awan putih (Cumulus) yang berada di langit terkandung komposisi titik-titik air.
Awan yang sering kita lihat di siang hari volumenya (besar) sekitar 1 km3 (km kubik).
Awan itu biasanya terbang setinggi 2 km dari permukaan tanah.
Inilah Orang yang Pertama Kali Menciptakan Console Video Game di Dunia, Mantap Pak!
Sementara kepadatan awan sekitar 1,003 kg/m3
Untuk menghitung berat awan maka penghitungannya adalah : 1,003 kg/m3 x 1.000 x 1 km3 = 1.003.000.000 kg.
Ingat sebelum melakukan penghitungan awan bukan berdasar Luas (persegi) tapi per Volume (kubik).
Artinya beratnya lebih dari 1 Milyar kilogram untuk setiap 1Km3.
Sekarang silahkan bandingkan dengan berat Gajah yang hanya 5.000-6.000 kg per ekor, berapa ekor perbandingannya dengan berat awan tersebut?.
Lantas kenapa awan seberat itu bisa melayang di langit? dan kenapa tidak jatuh ke bumi? bagaimana kalau dengan berat seperti itu jatuh ke bumi?
Pastilah pertanyaan seperti itu terpikirkan di benak kita, syukurlah berat titik-titik air di awan tadi terbagi rata di langit.
Titik-titik air itu tersebar dalam jumlah banyak dan sangat kecil sehingga gravitasi bumi hampir tidak mempengaruhi mereka.
Makanya awan bisa terbang karena tak dipengaruhi gravitasi itu.
Tapi apa jadinya bila titik-titik air di awan tadi menyatu dan tak tersebar? bisa celaka kehidupan manusia ditimpa massa air yang sangat besar jatuh dari langit. (*)
Tegas, BPOM Tarik Produk Suntik DNA Salmon Dokter Richard Lee yang Tak Sesuai Izin Edar
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Aditya Prasanda |