Anne Frank kemudian menulis surat balasan pada sahabat penanya itu, lalu diterjemahkan Otto dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Ingggris-Amerika.
Namun pertukaran kabar itu mendadak putus saat ekspansi Nazi semakin menggila hingga turut melenyapkan ratusan Yahudi di Amsterdam, termasuk Anne dan keluarganya.
Mengetahui Amsterdam dalam keadaan darurat perang, Juanita Wagner turut khawatir dengan keadaan sahabat penanya itu.
Nyaris Diamputasi, Seorang Wanita Sembuhkan Kakinya Gunakan Gula, Pakar Kesehatan Beri Jawaban
Hingga suatu kali, ia mendengar siaran radio yang membacakan diary Anne Frank, remuk redam hatinya tak dapat dielakkan. Sahabat penanya, Anne telah pergi selama-lamanya di usia yang teramat muda.
Hal ini terungkap melalui sebuah potongan wawancara singkat dengan Betty Wagner tahun 2008 -- saudara perempuan Juanita Wagner -- yang turut ditayangkan dalam pameran itu.
Betty yang begitu antusias mengikuti korespondensi kakaknya dengan Anne, turut merasakan kehilangan yang sama saat tahu Anne merupakan salah satu korban kekejaman Hitler dan Tentaranya.
"Kami mendengar diary Anne Frank di Radio dan kami yakin, itu adalah tulisan Anne yang kami kenal" kenang Betty dalam potongan wawancara yang diambil tahun 2008 itu.
Kini ketiga sahabat pena itu telah berkumpul bersama, Juanita menjemput takdirnya di tahun 2001, dan Betty memilih jalan terbaiknya di tahun 2012.
Sementara itu, puluhan tahun paska tewasnya Anne Frank dan jutaan korban keganasan Nazi lainnya, murid-murid di Sekolah Menengah Danville hari ini, mengirimkan 1,5 juta kartu pos beserta brosur tentang pameran -- yang mengangkat sepenggal kisah tentang peristiwa paling berdarah sepanjang peradaban -- itu ke seluruh dunia. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | BBC.com |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |