Grid.ID - Enam korban dinyatakan tewas dalam kebakaran maut yang terjadi di Samarinda, Selasa (17/4/2018) dini hari.
Kebakaran itu juga melalap habis bangunan tempat tinggal korban dan tiga rumah penduduk lainnya yang berada di Jalan Merdeka II, RT 91, Sei Pinang Dalam, Samarinda, Kalimantan Timur.
Api itu disinyalir berasal dari sebuah kios salah seorang korban bernama Erhamsyah. Kios itu tepat berada di depan rumahnya.
Petugas cukup kesulitan memasuki area kebakaran sebab jalan yang sempit dan padat pemukiman penduduk.
Sejumlah fakta terkait berhasil dihimpun Grid.ID dari berbagai sumber berikut:
1. Penyebab kebakaran masih misterius
M. Yasir Ramadhan, salah seorang saksi di TKP menceritakan awal mula ia melihat si jago merah melalap beberapa hunian di dekat rumahnya.
"Api dari warung, lalu merambat ke belakang, saya sempat lihat ada tiga orang yang keluar dari rumah, sisanya masih di dalam," ucap salah seorang saksi, M. Yasir Ramadhan (24), Selasa (17/4/2018).
"Setahu saya bukan karena elpiji, karena saat api sudah besar, baru saya dengar bunyi ledakan. Saat kejadian saya sedang berada di depan lokasi kejadian bersama salah satu penghuni rumah," tambahnya dikutip Grid.ID dari Tribun Kaltim.
2. Empat orang ditemukan di dalam tong
Sadirah (36) salah seorang penghuni rumah, yang berhasil menyelamatkan diri dan berada di depan lokasi saat kebakaran berlangsung mengungkapkan, terdapat enam penghuni di dalam rumah itu.
Dari keterangannya, diketahui dua orang berada di lantai dua, dan empat orang berada di lantai bawah.
Nahas, keenam korban tak terselamatkan setelah dikepung kobaran api.
Empat korban ditemukan berada di dalam drum berisi air, sedangkan dua lainnya tewas mengenaskan di ujung tembok dan sekitar drum.
Keenamnya ditemukan di area belakang rumah, mereka adalah Erhamsyah (74), Fitriani (29), Safna Julia (11), Amila (4), Amat (23) dan Timah (57).
3. Korban disinyalir Tertidur
Masih dari keterangan Sadirah, ia mengaku sempat berusaha membangunkan keenam korban namun keenamnya tidak memberikan respons.
"Sudah digedor tapi tidak bangun-bangun, semua lagi tidur," ungkapnya.
Panik, Sadirah akhirnya menyelamatkan diri ke luar rumah.
4. Tak ada jalan keluar
Tak adanya akses jalan pintas di bagian belakang rumah membuat keenam korban tak sempat menyelamatkan diri.
Petugas pemadam bersama relawan, kepolisian dan TNI yang melakukan pencarian, menemukan seluruh bagian tubuh korban mengalami luka parah.
5. Si jago merah menyasar bangunan-bangunan di sekitarnya
Akibat kejadian itu terdapat sekitar 4 bangunan rumah ludes dilahap si jago merah.
6. Anggota keluarga cium bau melati dan bensin
Siti Rohana (32), salah seorang anak korban bernama Erhamsyah (74) menjelaskan, terakhir dirinya bertemu dengan sang ayah, Minggu (15/4) silam, saat ia mengunjungi Samarinda demi membeli gorden.
Ia menyempatkan mapir ke rumah sang ayah yang diketahui mengidap penyakit asam urat.
"Biasanya memang tiap hari minggu ke Samarinda, lihat kai, sekalian silaturahmi. Tidak ada hal yang aneh atau buang perangai, hanya saat itu bapak bilang sakit tidak bisa jalan," ucapnya, Selasa (17/4/2018) dikutip Grid.ID dari Tribun Kaltim.
Senin (16/4/2018) sore sebelumnya, Siti mengaku memperoleh sejumlah firasat berupa aroma bensin dan bunga melati yang tercium menyengat di sekitar rumahnya, namun ia tak menyangka jika itu adalah peringatan musibah yang akan terjadi di kediaman ayahnya.
"Kemarin (16/4/2018) sore di rumah tercium bau bensin dan melati. Dan, kakak saya Salim (suami Fitriani) nasi dipiringnya tumpah saat hendak makan," terangnya.
"Saya rasakan hal itu, tapi tidak tahu akan kejadian seperti apa," tutup Siti.
Sementara itu, pihak kepolisian setempat masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus ini. (*)
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |