Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Pemerintah Indonesia menghimbau masyarakat agar meningkatkan kesadaran serta kewaspadaan terkait penyebaran virus corona atau Covid-19.
Salah satu caranya adalah dengan mengurangi aktivitas di luar rumah atau social distancing.
Himbauan ini bahkan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat menggelar konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/03/2020).
"Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ucap Presiden Jokowi, seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Menurut Jokowi, upaya ini perlu dilakukan agar tingkat persebaran virus corona atau Covid-19 bisa ditekan.
"Agar penyebarannya bisa kita hambat dan stop," ucap Jokowi lebih lanjut.
Namun ternyata himbauan untuk social distancing ini dinilai kurang efektif.
Bukan dari langkahnya, namun dari pemilihan istilahnya itu sendiri.
Sebab, dikhawatirkan banyak masyarakat yang kurang memahami istilah asing ini.
Jangankan untuk memahami istilah asing, di desa saja banyak masyarakatnya yang masih buta huruf.
Hal inilah yang setidaknya digaungkan oleh Sudjiwo Tedjo melalui akun Twitter pribadinya.
Sudjiwo Tedjo bahkan menyarankan untuk menggunakan istilah 'Jaga Jarak' yang kerap tertulis di badan truk.
"Hentikan social distancing, gunakan jaga jarak! Ini sudah disosialisasikan para supir truk sejak lama!" tulisnya.
Sudjiwo Tedjo menilai dengan penggunaan istilah asing, kebijakan ini seolah-olah hanya berpihak pada kaum-kaum milenial Jakarta saja dan mengesampingkan masyarakat desa yang kebanyakan masih buta huruf.
"Indonesia bukan cuma Jakarta dan Milenial yang (bahasa) Inggrisnya cas cis cus."
"Di desa-desa masih banyak bahkan yang buta huruf," tulis Sudjiwo Tedjo.
Cuitan yang ditulis pada Kamis (19/03/2020), ini pun telah menuai banyak dukungan warganet dengan mendapat lebih dari 2.500 likes serta 1.900 retweet.
Hentikan “Social Distancing”.. gunakan “Jaga Jarak”!!!! Ini ud disosialisasikan para sopir truk sejak lama!!!! Hargai juga perjuangan sopir2 truk!!! Indonesia bukan cuma Jakarta dan milenial yg Inggrisnya cas cis cus. Di desa2 masih banyak bahkan yg buta huruf!!!!!! pic.twitter.com/lKTj9qpKDt
— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) March 19, 2020
Bahkan ada juga yang meninggalkan komentar seperti akun Twitter @deryhandikaa.
"Masyarakat grass root mana tahu social distancing, self isolation, lockdown dan handai taulannya. Bahkan ada yang belum tahu corona. Indonesia bukan cuma Jakarta," tulis Dery Handika.
"Juga (istilah) kerja di rumah bukan work from home," tambah @cahyo_man.
"Ini bener banget, katanya Jokowi udah teken Perpres penguatan bahasa Indoensia, kok malah gini," tulis @shaakain.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Ayu Wulansari K |