Laporan Wartawan Grid.ID, Andriana Oky
Grid.ID - Sering diasumsikan bahwa garam laut atau garam batu lebih baik dibandingkan garam meja.
Garam meja merupakan garam yang sering digunakan saat memasak dan sudah melewati banyak pengolahan sehingga memiliki tekstur yang halus.
Garam meja sudah diperkaya dengan yodium.
Garam laut murni dibuat dari laut.
( BACA JUGA :Pemerintah Dinilai Lamban Tangani Jembatan Babat Widang, Inikah Penyebab Ambruknya Jembatan Berusia Puluhan Tahun itu?)
Terlepas dari jenisnya, kedua garam ini sama-sama memiliki nama kimia yang sama yaitu natrium klorida.
Natrium diketahui menjadi penyebab utama tekanan darah menjadi tinggi.
Hal ini diungkapkan dalam World Health Report pada tahun 2002.
Melansir dari laman healthista, Grid.ID mengungkapkan penjelasan terkait manfaat kesehatan dari garam meja dan garam laut.
( BACA JUGA :Foto-foto Ini Buktikan Kalau Para Bayi Tak 'Menikmati' Photoshoot)
Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
Mengonsumsi terlalu banyak garam jenis apapun bisa membuatmu lebih rentan mengalami hipertensi.
Dan diet garam yang tinggi juga bisa menyebabkan kondisi osteoporosis, kanker perut dan penyakit ginjal.
Beberapa koki ternama lebih memilih menggunakan garam laut karena tekstrunya yang renyah.
( BACA JUGA :Gula Bisa Merusak Kesuburanmu, Mitos Atau Fakta? Begini Penjelasannya!)
Garam laut biasanya belum diolah dan keasliannya menjadi daya tarik.
Meskipun garam laut memiliki kadar nutrisi seperti magnesium, potassium dan kalsium namun zat-zat ini tidak hadir dalam jumlah yang banyak.
Kamu hanya membutuhkan kurang dari satu gram sehari untuk dikonsumsi.
Garam laut dan garam meja memiliki kandungan natrium sekitar 40 persen.
( BACA JUGA :The Best From Now On Milik SHINee Rajai Chart Album Harian di Jepang!)
Jadi jangan terlalu sering mengonsumsi, karena itu bisa berbahaya.
Kurangi asupan makanan asin secara bertahan.
Karena baik garam laut maupun garam meja dikonsumsi berlebihan bisa membuatmu terkena hipertensi.
Untuk penggunaan sehari-hari, kamu bisa mencoba alternatif garam yang mengandung natrium lebih rendah. (*)
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Irma Joanita |