Kisah itu berasal dari kesaksian pejabat tinggi Dinas Intelijen Amerika (CIA), John Nixon yang ditugaskan menginterogasi Saddam selama di pengasingan.
Nixon menilai banyak anggapan CIA yang keliru terhadap Saddam Hussein selama ini.
Nixon kemudian menuangkan hasil wawancaranya dengan sang diktator dalam buku yang ia terbitkan 2016 silam, 'Debriefing the President: The Interrogation of Saddam Hussein'.
Dan salah satu fakta yang ia dapatkan dari Saddam, antara lain: Irak tidak memiliki senjata pemusnah massal sama sekali seperti yang dituduhkan AS selama ini.
Selain itu, di hadapan Nixon, Saddam Hussein mengaku telah menyerahkan sebagian besar kekuasaannya pada orang-orang kepercayaannya jelang Bush melancarkan agresi ke Irak.
Saddam melakukan itu agar dapat lebih fokus menulis sebuah buku, ungkap Nixon dalam wawancara dengan stasiun radio dan televisi, Democracy Now!.
"Saya mengingat kata-katanya 'kau tahu, saya sedang menulis buku'. Saya begitu terkesan mendengar pengakuannya itu. Saddam juga mengungkapkan pelimpahan kekuasaan yang ia lakukan sama sekali tidak terendus CIA" kenang Nixon.
Sementara, ketika ditanyakan soal tuduhan kepemilikan senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak, amarah Saddam memuncak.
"Ketika saya menanyakan hal itu padanya, Saddam sangat marah. Ia mengaku tidak pernah memerintahkan penggunaan senjata kimia terhadap penduduk Kurdi di Halabja. Saddam bahkan berselisih paham dengan komandan militer yang berperan mengambil keputusan kala itu. Ketika militer Irak akhirnya menyerang Kurdi yang bersekutu dengan Iran, amarah Saddam tak lagi dapat dibendung" tutur Nixon.
Sebab Saddam beranggapan Iran -- yang pernah terlibat perang panjang dengan Irak -- akan memanfaatkan penyerangan itu sebagai bahan propaganda untuk membombardir Irak hari ini.
Dari penyelidikan yang dilakukan Nixon, melalui pemeriksaan sejumlah dokumen, kesaksian para penasihat Saddam, dan pengakuan Saddam Hussein yang mengaku telah menghentikan proyek itu sejak tahun 1995, Nixon berkesimpulan Saddam memang telah menghentikan program itu sedari lama.
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |