Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Meningkatnya angka kasus virus corona di Indonesia membuat pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan yang tegas.
Meski tidak ada lockdown, namun pemerintah mengimbau agar masyarakat berdiam diri di rumah untuk sementara waktu atau social distancing.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (15/03/2020).
Baca Juga: Pemahaman Soal Social Distancing, Seberapa Penting dan Bagaiman Melakukannya dengan Benar?
"Dengan kondisi ini saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah. Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong menolong, dan bersatu padu gotong royong,"
"Kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat agar masalah Covid-19 ini tertangani dengan maksimal," kata Jokowi seperti yang dilansir Grid.ID dari Antaranews.
Menindaklanjuti imbauan itu, polisi di Surabaya sampai harus membubarkan paksa sekumpulan pemuda yang nekat nongkrong di sebuah kafe.
Aksi polisi ini pun sampai viral karena sempat direkam dalam sebuah video berdurasi 49 detik hingga tersebar luas ke media sosial dan aplikasi pesan instan WhatsApp pada Minggu (22/03/2020).
Terlihat dalam video tersebut, polisi yang menggunakan pengeras suara meminta pengunjung kafe untuk membubarkan diri.
Namun sebelum itu, mereka diminta untuk membayar makanan dan minum yang telah dipesan.
Baca Juga: Terapkan Social Distancing demi Cegah Penyebaran Corona, Endank Soekamti Rilis Album Secara Virtual
"Saya beri waktu 10 menit, semua pengunjung kafe diminta segera membubarkan diri," ucap polisi seperti yang terdengar dalam video tersebut.
Sementara itu, Kapolsek Wiyung Kompol M Rasyad membenarkan aksi pembubaran ini dilakukan di Wiyung, Surabaya pada Minggu (22/03/2020) dini hari itu adalah dirinya.
"Itu kafe di jalan raya Wiyung-Menganti, yang membubarkan dan membawa pengeras suara itu saya," katanya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Rasyad menjelaskan, pembubaran kafe itu sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona khususnya di Kota Surabaya.
"Kami juga minta pengelola kafe menyadari kondisi bahwa saat ini Surabaya darurat corona," katanya lebih lanjut.
Aksi ini juga akan terus ia sosialisasikan ke sejumlah kafe yang ada di Surabaya.
Harapannya agar tak ada lagi kerumunan massa yang justru berpotensi menjadi sarana penyebaran virus corona.
(*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Kompas.com,ANTARA |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Deshinta Nindya A |