Grid.ID - Di tengah merebaknya virus corona di Indonesia, masyarakat di Yogyakarta, Klaten dan Boyolali masih harus was-was dengan erupsi Gunung Merapi.
Seperti diketahui, pada Jumat (27/3/2020) pukul 10.56 WIB, Gunung Merapi kembali erupsi.
Melansir laman Tribun Jogja, erupsi Gunung Merapi pada Jumat kemarin tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 7 menit.
Terlihat asap tebal berwarna putih keluar dari puncak Gunung Merapi.
Tinggi kolom asap erupsi diperkirakan mencapai 5000 meter dari puncak dan angin berembus ke arah Barat Daya.
Sementara itu, dari pantauan Grid.ID pada laman Twitter resmi Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada Sabtu (29/3/2020) pukul 00.15 WIB, Gunung Merapi kembai erupsi.
Di tengah merebaknya virus corona, dan erupsi Gunung Merapi, muncul video yang memperlihatkan awan panas berbentuk seperti kepala Semar.
Video erupsi #Merapi tanggal 29 Maret 2020 pukul 00:15 WIB dari rekaman kamera thermal stasiun Panguk di sisi selatan Gunung #Merapi.
Tetap tenang & beraktivitas seperti biasa nggih #WargaMerapi, jarak bahaya dlm radius 3 km dr puncak Merapi. #statuswaspada sejak 21 Mei 2018 pic.twitter.com/rnQD078QgI
— BPPTKG (@BPPTKG) March 29, 2020
Tak sedikit yang kemudian menanyakan peristiwa tersebut kepada paranormal Mbah Mijan.
Sang paranormal pun mengungkapkan jika bukan tak mungkin awan panas berbentuk kepala Semar itu menandakan hal baik.
Ya, hal itu disampaikan Mbah Mijan dalam sebuah video, yang kemudian diunggah di kanal Youtube pribadinya pada Minggu (29/3/2020).
Menurut Mbah Mijan, tak ada salahnya mengamini sebuah mitos baik.
"Apakah ada hubungannya awan panas yang mirip eyang Semar di Gunung Merapi dengan virus corona?
"Indonesia itu memiliki tradisi mitologi esensial, mitos yang sarat dengan pesan-pesan kebaikan," ungkap Mbah Mijan.
"Selama isinya harapan baik, doa baik, tidak dilarang untuk diaminkan," tambahnya.
Menurut sang paranormal, mungkin saja abu vulkanik atau lahar luapan Gunung Merapi bisa membakar virus.
Namun, Mbah Mijan tak memaksa semua orang untuk percaya kepada perkataannya itu.
"Contoh hawa panas dari abu vulaknik, gas alam, lahar, awan panas, gunung berapi, selain bisa membakar apa saja, mungkin juga bisa membakar virus apapun yang ada di udara.
"Boleh dong disimpulkan ke sana, dihubungkan ke sana itu boleh. Walaupun bisa saja cocokologi, bisa saja teori Mbah Mijan itu salah, pendapat Mbah Mijan itu keliru," kata Mbah Mijan.
Lebih lanjut, Mbah Mijan berharap jika banyak orang yang semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dan berdoa agar bencana ini segera usai.
"Tapi nggak papa, yang penting doa, waspada, jangan lupa saling mengingatkan, saling berbagi dan saling menjaga.
"Mudah-mudahan orang yang Mbah Mijan sayangi, dan rakyat kita segera dijauhkan dari bencana, dan dijauhkan dari corona, Aamiin," pungkasnya.
(*)
Terekam CCTV Siswi SMK di Medan Melahirkan Berdiri di Depan Warung, Bingung Siapa Bapaknya
Source | : | YouTube,Twitter,Tribun Jogja |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |