Laporan wartawan Grid.ID, Andriana Oky
Grid.ID-Mennjadi pelupa adalah hal yang tidak bisa dihindarkan oleh siapapun.
Jadi, buat kamu yang takut untuk menjadi pelupa kamu harus mempersiapkan dirimu untuk menjadi pelupa dan dilupakan.
Kondisi pikun kerap menyerang orang yang sudah berusia lanjut tapi itu bukanlah gejala demensia atau alzheimer.
Alzheimer merupakan salah satu kondisi gangguan pada ingatan seseorang.
(BACA JUGA: Terobosan Baru Deteksi Kanker Lebih Dini Menggunakan Alat Berbentuk Tahi Lalat)
Pikun adalah gejala awal dari Alzheimer.
Grid.ID mengumpulkan beberapa kebiasaan yang bisa mengurangi risiko Alzheimer setelah melansir dari laman Reader's digest.
1.Menikmati kopi di pagi hari
Kafein yang dikonumsi pada sore hari dapat mengganggu tidur malammu dna akhirnya bisa membahayakan otak.
Tapi mengonsumsi kopi di pagi hari bisa membantumu mengkonsolidasikan memori dan lebih mudah mengingat informasi baru.
Tapi itu jika minum sekitar 200mg kafein dan tidak lebih.
(BACA JUGA: Apakah Wanita Perlu Menjalani Operasi Jika Punya Fibroid? Simak Penjelasannya di Sini!)
2.Berbicara dengan orang baru
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Chicago Booth School of Business menemukan bahwa kebanyakan orang sulit untuk membangun hubungan baru dengan orang asing.
Berbicara dengan dengan orang asing ketika kamu melakukan perjalanan merupakan ide bagus untuk merefresh pikiranmu.
Agar pikiranmu tidak terpusat pada semua beban harianmu.
3.Memilliki seekor hewan peliharaan
Mempunyai seekor hewan peliharaan diyakini bisa mengatasi rasa kesepian seseorang.
Kesepian merupakan salah satu alasan yang bisa menyebabkan Alzheimer.
Ketika kamu tidak merasa kesepian lagi maka risiko Alzheimer juga bisa menurun
(BACA JUGA: Jangan Anggap Sepele Alergi Musiman, Lakukan Hal Ini Untuk Meredakan Gejalanya)
4.Rendamlah kentang sebelum dimasak
Kentang mengandung senyawa asam amino yang disebu asparagin.
Ketika terkena panas yang tinggi, asparagin akan berubah menjadi akrilamida neutroxin.
Akrilamida adalah suatu senyawa yang mengikat ujung akson pada otak dan menyebabkan sel otak menjadi sulit untuk bekerja. (*)
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Fahrisa Surya |