Grid.ID - Sang master firasat Wirang Birawa memang dikenal berkat prediksi-prediksinya.
Ya, Wirang memang membagikan prediksinya tentang bencana alam, musibah, hingga kehidupan selebritis di media sosial miliknya.
Tak jarang, prediksi sang master pun terbukti jitu hingga dirinya kerap diundang menjadi bintang tamu acara televisi.
Sejak saat itulah Wirang semakin di kenal oleh masyarakat sebagai master firasat.
Belakangan, Wirang juga aktif membagikan firasatnya mengenai wabah corona yang melanda Indonesia.
Tak bermaksud aneh-aneh atau menakut-nakuti, Wirang membagikan firasatnya tersebut sebagai himbauan dan peringatan agar orang lebih waspada.
Yang paling terbaru, Wirang kembali membagikan firasatnya melalui laman Insta Story miliknya yang diunggah pada Senin (30/3/2020).
Ya, dalam unggahannya tersebut sang master firasat mengaku baru saja mengalami mimpi buruk.
"Kebangun, ternyata cuma mimpi syukurlah," tulis Wirang Birawa.
Tak cuma itu, sang mengaku melihat kejadian yang cukup menakutkan.
Wirang mengaku melihat banyak orang bergerombol di jalanan.
Orang-orang tersebut rupanya bergerombol karena kepentingan tertentu.
"Mimpi buruk liat banyak orang-orang yang sudah tidak bisa diatur di jalanan.
Gerombolan saling membela isi perut agar tidak kelaparan," tambahnya.
Wirang juga menyebut apa yang orang-orang tersebut perjuangkan tidak sesuai dengan ekspetasi yang mereka harapkan.
"Padahal yang dicarinya juga tidak bisa membuat kenyang," tutup Wirang Birawa.
Tak diketahui dengan pasti apakah firasat Wirang Birawa tersebut ada hubungannya dengan wabah corona yang sedang melanda Indonesia, atau kejadian lain.
Seperti yang sudah diketahui, semenjak virus tersebut masuk Indonesia pemerintah telah menghimbau agar masyarakat melakukan isolasi diri di rumah.
Kegiatan pelajar bahkan perkantoran pun bahkan dikerjakan di rumah atau work from home.
Bukan tanpa sebab, langkah tersebut diambil pemerintah sebagai bentuk untuk pencegahan penyebaran virus corona agar tak semakin meluas.
Namun ada dampak yang harus dihadapi pemerintah, yakni masih ada masyarakat yang kesulitan secara ekonomi karena mengandalkan pendapatan harian.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Siti Maesaroh |
Editor | : | Siti Maesaroh |