Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seiring dengan diberlakukannya social distancing dan physical distancing, banyak warga yang mengurangi aktivitas di luar rumah.
Banyak kantor yang juga sudah mendukung kebijakan ini dengan memperbolehkan karyawannya bekerja dari rumah.
Namun, bagaimana dengan warga kelas menengah kebawah yang rata-rata mata pencahariannya mengharuskan untuk turun ke jalanan?
Tentu saja pendapatan mereka berkurang drastis karena kondisi yang mulai sepi.
Oleh karena itu, sudah tanggung jawab pemerintah untuk membantu warganya yang kesusahan dengan mengeluarkan subsidi.
Seperti yang dicanangkan Presiden Jokowi baru-baru ini dengan menangguhkan atau menggratiskan pembayaran tagihan listrik selama tiga bulan.
Kebijakan listrik gratis ini berlaku untuk masyarakat kategori rumah tangga miskin baik yang menjadi pelanggan prabayar maupun pasca bayar.
Untuk skema pembebasan listriknya sendiri sampai saat ini masih dalam pembahasan PT PLN (Persero) sebagai penyedia listrik di Tanah Air.
Namun untuk pelanggan pascabayar sendiri skemanya lebih mudah.
Yakni selama tiga bulan terhitung April, mereka tidak akan dikenakan tagihan sama sekali.
"Bagi pelanggan 450 VA yang digratiskan selama bulan April, Mei, dan Juni, tentu akan lebih simpel penanganannya,"
"Yang penting mereka tidak ditagih pada penggunaan bulan tersebut," terang Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Roro Fitria Tunjukan Bukti Bebas Penjara di Tengah Covid-19
Sementara skema pembebasan tarif listrik untuk pelanggan prabayar dengan cara menghitung rata-rata konsumsi listrik per bulan.
PLN sampai saat ini mencatat, rata-rata besaran penggunaan listrik pelanggan 450 VA mencapai 70 kWh per bulan.
Dengan demikian, pembebasan pembelian token akan berlaku bagi pelanggan yang konsumsi listriknya 70 kWh per bulan.
"Bila batasan tersebut disepakati bersama, maka bisa saja pelanggan 450 VA yang beli token lebih dari 100 kWh," katanya.
Disambut Baik Warga
Melansir BANGKAPOS.com, kebijakan pembebasan listrik ini disambut baik oleh warga.
Seperti misalnya Dea (24), salah satu pelanggan PLN 450 VA asal Toboali, Bangka Selatan.
Dea yang mengaku tahu kabar ini dari media massa mengaku masih bingung akan mekanismenya.
Meski begitu dia merasa senang karena perekonomiannya menjadi terbantu dengan pembebasan listrik ini.
"Setuju, soalnya pendapatan ekonomi sekarang ini susah. Setidaknya dari segi kelistrikan digratisin jadi tidak terlalu berat,"
"Apalagi kami ada delapan orang anggota keluarga di rumah jadi cukup berasa bila harus bayar listrik," kata Dea, Rabu (01/04/2020).
Sementara itu, Sandra (48) sebagai satu diantara pelanggan PLN 900 VA asal Warga Air Itam Pangkalpinang mengaku belum begitu paham.
Pasalnya, disebutkan kalau untuk pelanggan dengan daya 900 VA bersubsidi, mereka akan mendapatkan diskon sebesar 50 persen.
"Kami sudah nonton TV semalam ada peraturan pak presiden tentang kebijakan itu, tapi masih belum jelas seperti apa diskonnya itu nanti,"
"Apa kalau kami token PLN di konter biasa akan dapatkan diskon, atau harganya yang dikurangi belum tahu," kata Sandra.
Namun ia mengaku senang dan sedikit terbantu jika memang diskon 50 persen untuk pelanggan 900 VA itu benar diterapkan.
"Jelas terbantu, apalagi di saat-saat seperti ini mungkin banyak orang yang kehilangan sementara pekerjaan, gimana mau isi token PLN, semoga ini cepat-cepat terealisasikan disini," ucapnya
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |