Grid.ID - Pada Sabtu, 4 April 2020, jumlah korban meninggal akibat infeksi virus Corona di Amerika Serikat mencapai jumlah tertinggi yaitu 1.324 orang.
Ini membuat total jumlah korban tewas akibat wabah virus ini, yang berpusat di Kota New York City, mencapai 8.500 orang dengan total jumlah korban terinfeksi sebanyak 312 ribu orang.
Amerika Serikat mulai memasuki salah satu minggu paling kritis sejauh ini dalam krisis virus corona dengan angka korban tewas meledak di New York, Michigan dan Louisiana.
Melansir Reuters, New York, negara bagian AS yang paling terpukul, melaporkan pada hari Minggu, untuk pertama kalinya dalam seminggu, tingkat kematian telah mengalami sedikit penurunan dari hari sebelumnya. Akan tetapi, masih ada hampir 600 kematian baru dan lebih dari 7.300 kasus baru.
Baca Juga: Jika Kekuasaan Kim Jong Un Ditumbangkan, Inilah Sosok Orang yang Akan Menggantikannya
Sejumlah negara bagian seperti Pennsylvania, Colorado dan Washington, D.C. mulai mengalami peningkatan kematian.
Menurut foto yang didapat Reuters, mayat-mayat korban COVID-19, penyakit pernapasan mirip flu yang disebabkan oleh virus corona, ditumpuk dalam kantong oranye terang di dalam kamar mayat sementara di luar Pusat Medis Wyckoff Heights di Brooklyn.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada hari Minggu bahwa tingkat pasien rawat inap baru telah turun 50% selama 24 jam sebelumnya, tetapi ia memperingatkan bahwa belum jelas apakah krisis itu mencapai puncaknya di negara bagian tersebut, yang memiliki total 4.159 kematian dan lebih dari 122.000 kasus.
“Virus corona benar-benar ganas dan efektif pada apa yang dilakukan oleh virus. Ini adalah pembunuh yang efektif," kata Cuomo dalam pengarahan harian.
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Intisari Online |