Selain itu, Tokyo Medical Association juga menyatakan keadaan darurat medis sejak hari Senin lalu.
Hal itu lantaran mereka khawatir dengan kemungkinan runtuhnya sistem perawatan kesehatan di bawah tekanan jumlah pasien yang sangat banyak.
Setelah deklarasi, gubernur prefektur di daerah yang ditunjuk akan diizinkan untuk "meminta" penduduk tinggal di rumah kecuali tugas-tugas penting, seperti berbelanja bahan makanan.
Untuk beberapa bisnis, gubernur prefektur juga dapat meminta agar mereka serius dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi.
Termasuk memerintahkan sekolah, fasilitas penitipan anak, bioskop dan fasilitas umum lainnya ditutup sementara.
Bahkan jika dalam waktu dekat kembali terjadi lonjakan pasien, gubernur prefektur juga dapat meminta tanah untuk membangun fasilitas medis sementara atau melakukannya dengan paksa jika pemilik tanah menolak.
Kendati demikian, Jepang menegaskan tidak menerapkan lockdown seperti di negara-negara lain.
Perlu diketahui, pada Senin (6/4/2020) jumlah kasus virus corona di Jepang mencapai 4.041, tidak termasuk kasus di kapal pesiar Diamond Princess.
Sementara total korban meninggal mencapai 108 orang.
(*)
Source | : | Japan Times |
Penulis | : | Nesiana Yuko Argina |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |