Nathaniel Dominy dan timnya dari Dartmouth College membandingkan kekuatan tulang kering burung kasuari dengan paha manusia.
Keduanya sama-sama cocok untuk dijadikan senjata.
Namun, belati dari tulang manusia dirancang untuk bertahan lebih lama.
"Belati dari tulang manusia lebih kuat karena bentuknya sedikit berbeda – ia memiliki lengkungan yang lebih besar," kata Dominy.
"Kami yakin lengkungan itu dibuat dengan sengaja untuk meminimalkan peluang patahnya belati selama pertempuran. Dan mengapa mereka berupaya menghindari risiko patah adalah karena belati dari tulang manusia tersebut mengandung nilai sosial yang tinggi," paparnya.
Belati dari tulang paha manusia termasuk langka.
Hal ini karena tidak semua orang bisa membuatnya.
Kenakan Batik Papua, Penampilan Anggun Aliya Rajasa Panen Pujian Netizen, Kayak Apa tuh?
Belati itu harus berasal dari tulang paha seorang ayah atau anggota komunitas yang sangat dihormati.
Belati itu digunakan sampai abad ke-20 dalam pertarungan tangan antar prajurit.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | dailymail.co.uk,wikipedia,national geographic indonesia |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |