Bukan tanpa nyali, mereka menghadapi Israel, bak semut yang sanggup menopang 50 kali lipat beban di punggung mereka; seakan tak mungkin namun itulah yang terjadi
Grid.ID - Puluhan ribu warga Palestina memenuhi ruas jalan, menggelar aksi unjuk rasa di perbatasan timur Jalur Gaza yang diblokade.
Keinginan mereka hanya satu: menempati kembali tanah leluhur mereka yang kini diduduki Israel.
Sejak mengelar demo 30 Maret lalu, tercatat 41 warga Palestina tewas, termasuk korban termutakhir, seorang remaja berusia 18 tahun, Tahrir Saeed.
Tahrir Saeed merupakan satu dari banyak pemuda Palestina yang turut dalam aksi massal menuntut Israel hengkang dari daerah jajahan mereka.
Para pemuda ini, bertahan hidup di antara desingan peluru, ledakan bom dan ancaman mati setiap saat.
Bukan tanpa nyali, mereka menghadapi Israel, bak semut yang sanggup menopang 50 kali lipat beban di punggung mereka; seakan tak mungkin namun itulah yang terjadi.
Jika Israel memiliki rudal, dan beragam senjata api mematikan yang siap menghantam daratan Palestina setiap saat, para pemuda Palestina bermodal layang-layang menyalakan genderang perlawanan dari perbatasan Gaza.
Sejarah Panjang Sindrom Asperger, Dosa Seumur Hidup Nazi, dan Dunia Medis yang Gempar
Layang-layang? ya, demikian simbol tekad mereka siap melakukan apapun demi melawan pendudukan Israel.
"Layang-layang merupakan simbol betapa kami siap melakukan apapun demi melawan pendudukan Israel," ujar Abdullah wseorang pemuda berusia 16 tahun dikutip Grid.ID dari AFP.
Bikin Lolly Trauma, Kemen PPPA Ungkap Alasan Satukan Anak Nikita Mirzani dengan ODGJ dan Pengidap HIV
Source | : | AFP |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |