Grid.ID - Kasus positif corona di Indonesia kian hari kian meningkat.
Berdasarkan pantauan Grid.ID pada laman resmi BNPB, per Jumat (10/4/2020) malam, telah terkonfirmasi ada 3.512 kasus positif corona, dan 306 orang dinyatakan meninggal.
Angka kematian pasien positif corona yang cukup tinggi ini tak hanya berasal dari masyarakat saja, ada pula dokter, perawat dan tenaga medis yang telah berjuang merawat para pasien.
Namun, stigma negatif masih saja menempel erat pada para tenaga medis.
Bahkan tak sedikit ditemui kasus penolakan jenazah tenaga medis yang akan dikuburkan, oleh masyarakat di sekitar TPU.
Baru-baru ini, kisah jenazah perawat di Ungaran, Semarang yang meninggal karena positif corona sempat menghebohkan publik.
Bagaimana tidak, jenazah seorang perawat RSUP Dr Kariadi Semarang yang sedianya dimakamkan pada Kamis (9/4/2020) di TPU Sewakul sempat mendapat penolakan warga.
Alhasil ambulans yang membawa jasad sang perawat harus kembali ke RSUP Dr Kariadi.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, pihak rumah sakit pun memutuskan untuk menguburkan sang perawat di Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.
Tindakan masyarakat Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat itu pun langsung menuai kecaman dari publik.
Kisah miris itu juga sampai di telinga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Ganjar bahkan ikut merasa tesayat hatinya ketika mendengar kisah itu.
Orang nomor satu di Jawa Tengah ini pun memohon maaf kepada jajaran dokter, perawat dan tenaga medis, atas tindakan masyarakat itu.
Permintaan maaf dari Ganjar ini, kemudian diunggah di laman Instagram sang Gubernur Jateng pada Jumat (10/4/2020) kemarin.
"Bapak ibu warga Jawa Tengah, saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (sakit hati). Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien covid-19, ini kejadian kesekian kali dan saya mohon maaf.
"Saya ingin kembali mengajak bapak-ibu untuk ngrogoh roso kamanungsan (membangkitkan rasa kemanusiaan) yang kita miliki," ucap Ganjar dengan mata berkaca-kaca.
Ganjar juga menambahkan jika pengurusan jenazah pasien covid-19 sudah sesuai prosedur medis dan agama.
"Sekali lagi saya sampaikan, pengurusan jenazah pasien covid-19, sudah dilakukan dengan standar yang aman, baik dari segi agama maupun medis. Mulai dari penyucian secara syar'i, kemudian dibungkus kantung plastik yang tidak tembus air, hingga dimasukkan peti.
"Dan seperti yang sudah ditegaskan para ahli kesehatan, ketika jenazah dikubur, secara otomatis virusnya akan mati, karena inangnya juga mati, virusnya ikut mati di dalam tanah. Tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," kata Ganjar.
"Majelis Ulama pun sudah berfatwa, bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya, sementara menolak jenazah itu dosa," imbuhnya.
Menurut Ganjar, tak seharusnya para tenaga medis yang rela berkorban mendapat penolakan dari warga.
Pasalnya, selama ini tenaga medis lah yang berada di garda terdepan dalam penanganan para pasien yang terjangkit virus corona ini.
"Untuk itu saya berharap kejadian di Ungaran ini adalah yang terakhir kali, jangan lagi ada penolakan, apalagi kepada seorang perawat.
"Yang seharusnya kita hormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan.
"Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil risiko besar, dengan merawat pasien covid-19, padahal ia tahu itu mengancam keselamatannya," ucap Ganjar.
Bagi Ganjar, masyarakat yang harusnya memberikan hormat setinggi-tingginya kepada para tenaga medis.
Gubernur Jawa Tengah ini pun mewakili masyarakat Jawa Tengah memohon maaf kepada seluruh dokter, perawat, dan tenaga medis di seluruh Indonesia.
"Para perawat, dokter, dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien, kenapa kita tega menolak jenazah mereka yang telah berkorban untuk menyelamatkan kita.
"Semestinya kita memberikan hormat dan penghargaan untuk tenaga medis di manapun berada, serta mendoakan agar mereka selalu diberikan kekuatan dan kesehatan," ungkap Ganjar.
"Kepada seluruh dokter dan tenaga medis, mewakili seluruh masyarakat Jawa Tengah saya mengharap maaf dari anda semua," pungkasnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Instagram,Covid19.go.id |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |