Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID - Penyanyi Rita Ora ternyata mempunyai kenangan kurang menyenangkan saat masih remaja.
Rita Ora mengaku sering diolok-olok oleh temannya karena menjadi pengungsi di Inggris.
Rita Ora lahir di Kosovo, Albania namun kemudian diboyong oleh orangtuanya ke Inggris.
Orangtuanya berusaha menyelamatkan diri dari penganiayaan terhadap warga Albania yang terjadi pada awal 1990-an.
Tapi saat tumbuh besar di London, ia harus menghadapi prasangka negatif dari orang di sekitarnya.
Banyak yang mengejeknya karena menjadi seorang pengungsi di London.
"Ibuku adalah seorang psikiater dan ayahku seorang ekonom."
"Mereka meninggalkan seluruh hidup mereka dan harus memulai dari awal ketika mereka tiba di London sebagai pengungsi."
"Mereka berkorban sangat banyak dan bekerja sangat keras untuk keluarga kami," kata Rita mengenai perjuangan orangtuanya hidup di London.
Baca Juga: Turuti Keinginan Zack Lee, Nafa Urbach Cover Lagu Glenn Fredly
Rita mengakui bahwa beradaptasi dengan lingkungan baru tidaklah mudah.
"Mereka belajar bahasa baru, dan membesarkan kakak perempuanku, adik lelaki dan aku dengan baik."
"Mereka memilih London karena ayah menyukai musik dan budaya."
"Tetapi seperti yang dapat Anda bayangkan, mengadopsi kehidupan baru sangat sulit," ujarnya dikutip dari Asiaone, Minggu (12/4/2020).
Baca Juga: Jadi Anak Sulung, Raline Shah Merasa Tertekan Hingga Galak pada Adik-adiknya
Penyanyi berusia 29 tahun ini lanjut bercerita bahwa masa remajanya tidak begitu menyenangkan.
Ia mengaku hanya bisa berteman dengan anak-anak 'asing' lainnya karena memiliki kesamaan.
"Itu selalu sulit, ada banyak prasangka dan penilaian. "
"Aku sering dipanggil sebagai pengungsi dengan cara menghina."
"Namun, aku punya banyak teman asing dan kami semua senang bisa terhubung melalui perbedaan," ungkapnya dalam majalah Vogue Arabia.
Setelah bertahun-tahun berlalu, Rita kini sering mengunjungi Kosovo, tempat kelahirannya.
Pelantun 'For You' ini mengaku bangga menjadi orang Kosovo dan segala budaya yang dimiliki negara tersebut.
"Kosovo akan selalu menjadi tanah air kami dan kami akan selamanya menjadi orang Kosovo yang bangga."
"Aku suka setiap hal kecil tentang budaya Kosovo, itu sangat berbeda."
"Pakaian nasionalnya indah dan makanannya lezat. Baklava adalah favoritku."
"Aku akan selamanya menjadi orang Kosovo," tegasnya. (*)
Kronologi Kim Sae Ron Meninggal Dunia, Ini Sosok yang Pertama Kali Temukan Jasadnya di Rumah
Source | : | asiaone |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Nurul Nareswari |