Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Serangan wabah corona membuat perekonomian berbagai negara terpuruk.
Sektor bisnis lesu dan akibatnya pemasukan keluarga berkurang.
Misalnya akibat kebijakan lockdown (karantina wilayah), banyak para pekerja sektor informal yang harus kehilangan penghasilannnya.
Atau ada pula pekerja kantoran yang terpangkas penghasilannya karena kebijakan bekerja dari rumah.
Baca Juga: Trio Ikan Asin Divonis Bersalah, Sonny Septian: Alhamdulillah Istriku Mendapat Keadilan
Periksa apa yang menjadi hak kamu saat pandemi virus corona berdampak ke perekonomian global.
Mau tak mau juga berefek pada mata pencarian masyarakat.
Di beberapa negara yang sudah menerapkan lockdown telah memiliki undang-undang yang mengatur tentang bantuan keuangan bagi para karyawan yang bekerja.
Begitupun dengan kamu, cari tahu informasi sedetail mungkin tentang aturan atau kebijakan yang telah dirilis oleh pemerintah termasuk perusahaanmu.
Baca Juga: Tak Terima Divonis 2 Tahun 4 Bulan Penjara, Galih Ginanjar Bakal Segera Ajukan Banding
Walau tidak ada pengeluaran untuk biaya transportasi dari rumah ke kantor selama kebijakan work from home (WFH), namun tak sedikit orang yang mengeluh anggaran belanja justru lebih boros.
Tentu kondisi ini harus disiasati agar kondisi finansial keluarga tidak berantakan, terlebih masa karantina kemungkinan akan diperpanjang selama pandemi covid-19 belum teratasi.
Perencana keuangan, Ligwina Hananto mengungkapkan bahwa selama berada di rumah bersama dengan anggota keluarga yang lengkap, kebutuhan untuk makanan tentu akan membengkak.
Namun, itu bukan satu-satunya patokan bahwa pengeluaran bulanan melonjak dari biasanya.
Untuk mengetahuinya, ada baiknya kita mencatat semua pengeluaran selama masa karantina ini, mulai dari belanja bulanan di supermarket hingga top-up dompet digital untuk membeli makanan melalui layanan pesan antar.
"Mulai minggu ini catat dari hari ke hari, catat ulang setiap pengeluaran, apa memang lebih boros atau enggak. Bisa ketahuan ada pos yang besar tapi ada juga yang mengecil (berkurang),” kata Ligwina.
Ligwina memberi gambaran bahwa selama karantina tentu budget belanja bahan makanan akan membengkak, namun pengeluaran di sektor lain yang menurun.
Seperti budget transportasi untuk pergi ke tempat kerja, yang tentu menjadi tidak terpakai karena harus bekerja di rumah.
Baca Juga: Ladies Jangan Takut Gemuk! Cemilan Ini Aman Kok Dikonsumsi Saat Malam Hari
“Biaya transportasi hilang, biaya jajan di luar juga hilang. Jadi, ada yang membesar tapi ada juga pos yang hilang,” ungkapnya.
Memasak sendiri tentu jauh lebih murah daripada membeli makanan di restoran atau makan di luar seperti saat hari biasa kita berada di kantor.
Pengeluaran itu tentu bisa dialihkan ke pos lain yang sedang membengkak.
Namun, kita juga tetap perlu berhemat dengan tidak membuang bahan makanan atau membeli hal-hal yang tidak diperlukan.
Baca Juga: Putra Ustaz Jefri Al Buchori Ziarah ke Makam Ayahnya, ke mana Pipik Dian Irawati?
“Kalau saya, pasti diusahakan untuk memasak bahan makanan yang ada di lemari pendingin. Jangan membuang-buang makanan,” ucapnya.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |