Grid.ID - Dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dapat menjerumuskan hingga setengah miliar lebih banyak orang ke dalam kemiskinan.
Ini berarti meningkatkan kemiskinan global sebesar 8 persen, menurut sebuah makalah yang diterbitkan oleh Institut Dunia untuk Riset Ekonomi Pembangunan UNU-WIDER, sebagaimana dilansir IFL Science, Jumat (10/4).
Jika proyeksi ini akurat, ini akan menjadi pertama kalinya kemiskinan meningkat secara global sejak 1990.
"Krisis ekonomi berpotensi menjadi lebih parah daripada krisis kesehatan," kata rekan penulis studi, Christopher Hoy, pakar ekonomi dan kebijakan publik dari Australian National University (ANU), dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Cara Ikut Program Kartu Pra Kerja Bagi Driver Ojek Online, Tak Hanya Korban PHK
"COVID-19 akan mendorong puluhan juta orang kembali ke kemiskinan ekstrem dan mereka tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka."
Para peneliti dari King's College London dan ANU memperkirakan peningkatan kemiskinan global yang dihasilkan dari tiga skenario yang berbeda.
Yakni kontraksi pendapatan atau konsumsi rendah, sedang, dan tinggi di negara-negara berkembang masing-masing sebesar 5, 10, dan 20 persen.
Di bawah skenario terburuk 20 persen, mereka memperkirakan bahwa 400 hingga 600 juta orang akan didorong ke dalam kemiskinan.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Intisari Online |