Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Pandemi corona membawa ironi di tengah masyarakat.
Seperti yang dikisahkan oleh Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi dalam pidatonya saat meresmikan Rumah Lawan Covid-19 di Serpong, Selasa (14/04/2020).
Dengan mata yang berkaca-kaca dan suara yang berat, Airin menceritakan bagaimana warganya mendapatkan perundungan ketika ada satu keluarganya yang dinyatakan positif corona atau Covid-19.
Baca Juga: Kisah Asmaranya Bareng Dipo Latief Jadi Bahan Terawangan, Nikita Mirzani Mencak-mencak hingga Semprot sang Peramal: Sekolah di Mana? Udah Salah Pede Lagi!
"Masih ada di salah satu kecamatan, enggak usah saya sebut," terangnya seperti yang dikutip dari TribunJakarta.com
Hal ini membuat batin Wali Kita Tangerang ini seperti teriris-iris.
Bagaimana tidak, bukannya mendapatkan dukungan dari tetangga sekitar, para pasien positif corona justru diterot dan disebut sebagai biangnya penyakit.
"Kakaknya menelepon saya, 'Bu Airin saya diteror tetangga, karena saya dianggap akan mengkenakan (menularkan) masyarakat sekitar,'" kata Airin menirukan aduan warganya.
Airin pun mengaku serba salah di situasi seperti saat ini.
Pasalnya di lain sisi, warga yang melakukan teror juga pasti khawtir akan kondisi keluarganya di rumah.
Hal ini pun membuat air mata Airin tak terbendung lagi.
"Saya mengetuk hati batin Bapak Ibu, tidakkah kita pernah berpikir akan terkena penyakit apa,"
"Saya paham, oknum masyarakat itu juga menjaga keluarganya, menjaga suaminya, menjaga istri serta anak-anaknya karena ketidak tahua mengenai Covid-19," kata Airin.
Jenazah pasien corona ditolak warga
Selain menolak kehadiran pasien positif corona, masyarakat juga masih banyak yang menolak pemakaman jenazah pasien positif corona di wilayahnya.
Seperti yang baru-baru ini terjadi di Dusun Sewakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Pada Kamis (09/04/2020) warga dusun setempat dikabarkan menolak pemakaman seorang perawat korban corona.
Baca Juga: Tak Merasa Sedih Mudik Idul Fitri Tahun Ini Ditiadakan, Maia Estianty: Kumpul Kan Gak Mesti Pas Hari Lebaran
Seperti yang dilansir dari TribunJateng.com, penolakan ini merupakan aspirasi warga secara penuh.
Oleh karena itu, ketua RT setempat, Purbo, tak punya pilihan lain selain menyampaikan hal ini kepada petugas pemakaman di TPU Sewakul.
"Karena saya ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga di RT saya,"
Baca Juga: 30 Hari Rawat Seorang Bocah yang Terlantar Gara-gara Orangtuanya Terinfeksi Corona, Ridwan Kamil Ungkap Harapannya: Saya Doakan Kelak Jadi Pemimpin Generasinya yang Tangguh Seperti Namanya
"Mereka kepanikan, karena banyak mobil. Saya sudah tidak masalah, tetapi warga punya pendapat mereka sendiri," kata Purbo.
Di hadapan DPW PPNI Jateng, Purbo meminta maaf atas keputusan yang harus ia ambil.
Baca Juga: Belum Banyak Diketahui, Madu dan Bawang Putih Ternyata Dapat Dijadikan Minuman Berkhasiat untuk Mencegah Kolesterol!
"Saya atas nama pribadi dan juga mewakili masyarakat saya, mohon maaf atas kejadian kemarin," katanya sambil menangis.
Purbo pun juga meminta maaf kepada seluruh perawat di Indonesia jika keputusan yang diambilnya telah menyakiti hati rekan-rekan.
"Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia," tambahnya.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Tribun Jateng,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |