Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Berjemur di bawah paparan sinar matahari dipercaya membawa banyak manfaat bagi tubuh.
Salah satunya yakni diklaim mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Biasanya, banyak orang mulai keluar rumah dan berjemur pada pukul 7 pagi atau sebelum dan setelahnya, dengan pertimbangan sinar yang ada belum terlalu terik sehingga tidak menyengat di kulit.
Kita semua tahu bahwa berjemur dibawah sinar matahari baik untuk memperoleh vitamin D.
Ditambah dengan kondisi saat ini, yaitu pandemi corona.
Banyak yang menyarankan berjemur untuk meningkatkan imun tubuh sebagai bentuk pencegahan virus corona.
Termasuk bagi anak-anak, berjemur juga menjadi pilihan terbaik untuk tingkatkan imun tubuh.
Dalam Peluncuran Aktivitas #BerjemurAsyik dr. Caessar Pronocitro, SpA, MSc., menyebutkan kapan waktu yang aman untuk berjemur.
“Berjemur yang aman dapat dilakukan di bawah pukul 10.00. Untuk durasi 5 menit, naikkan bertahap, maksimal 15 menit,” ujar dr. Caessar, Selasa (21/4/2020).
Frekuensi berjemur pun tidak perlu setiap hari.
Berjemur pada anak bisa dilakukan dua hingga tiga kali seminggu.
Lebih lanjur dr. Caessar menyampaikan bahwa daerah yang wajib dijemur adalah lengan dan tungkai.
“Daerah yang dijemur lengan dan tungkai. Lindungi area tubuh yang lainnya, terutama kepala dan leher. Bisa gunakan topi atau tabir surya.”
Dr. Caessar tidak menganjurkan untuk berjemur di atas pukul 10.00, terutama pukul 10.00 sampai 14.00 karena justru bisa memicu kulit terbakar dan penurunan imunitas.
Mengenai ramainya informasi seputar virus corona atau SARS-CoV-2, beredar pesan yang menyebut bahwa virus corona dapat mati di bawah sinar matahari.
Kemudian, sejumlah orang pun mengikuti anjuran dari pesan yang belum jelas kebenarannya itu.
Ternyata informasi soal sinar matahari dapat membunuh virus corona adalah tidak benar.
Kebiasaan menjemur benda di bawah sinar matahari dengan maksud mematikan kuman jahat yang menempel dalam benda tersebut, namun hal itu tidak berlaku untuk jenis virus corona.
Ultraviolet digunakan cara mematikan kuman itu masih dalam penelitian.
(*)
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |