Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Batuk adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh untuk membantu menghilangkan mikroba dan iritasi yang berpotensi membahayakan tubuh.
Meski tampak sepele, melihat anak batuk terus-menerus seringkali membuat orangtua merasa tak tega dan khawatir.
Batuk biasanya datang dalam berbagai jenis, termasuk berdahak dan kering.
Batuk berdahak menghasilkan dahak atau lendir.
Baca Juga: Jadi Favorit Saat Ramadan! Intip Rahasia Mengolah Mi Instan Hingga Sarden Agar Jadi Makanan Bergizi
Sedangkan batuk kering tidak.
Sebagai langkah awal, coba kenali lebih dulu faktor penyebab batuk kering pada anak, mulai dari flu hingga paparan iritasi.
Berikut 7 penyebab batuk kering pada anak dikutip dari Kompas.com:
Infeksi virus
Berbagai infeksi virus saluran pernapasan dapat menyebabkan batuk, karena iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan.
Beberapa infeksi yang biasanya disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan batuk kering pada anak-anak termasuk:
· Flu
· Influenza
· Radang paru-paru
· Bronkiolitis
Tergantung pada infeksinya, batuk bisa terdengar serak atau disertai bunyi mengi.
Ini juga bisa menjadi lebih buruk di malam hari karena lendir dari hidung mengalir ke tenggorokan, sehingga menyebabkan iritasi.
Tanda-tanda lain bahwa anak mungkin memiliki infeksi virus:
· Demam
· Ingus atau hidung tersumbat
· Bersin
· Sakit kepala
· Sakit dan nyeri tubuh
Tidak seperti infeksi bakteri, infeksi virus tidak memerlukan pengobatan antibiotik.
Baca Juga: Jadi Favorit Saat Ramadan! Intip Rahasia Mengolah Mi Instan Hingga Sarden Agar Jadi Makanan Bergizi
Umumnya pengobatan hanya membutuhkan istirahat lebih banyak dan memenuhi asupan cairan.
Jika anak berusia di atas 6 bulan, dapat diberikan paracetamol untuk membantu meredakan demam dan nyeri tubuh.
Hindari pemberian aspirin, yang dapat menyebabkan sindrom Reye dan bisa menyebabkan pembengkakan organ hati dan otak pada anak.
Terkadang, batuk dapat bertahan selama beberapa minggu setelah infeksi pernapasan virus.
Ini disebut batuk pasca-virus.
Hal tersebut kemungkinan terjadi karena peradangan yang menetap atau sensitivitas pada saluran pernapasan setelah infeksi.
Tidak ada pengobatan khusus untuk batuk pasca-virus, tetapi tak perlu khawatir karena gejalanya biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu.
Batuk rejan
Batuk rejan yang juga disebut pertusis, adalah infeksi bakteri menular pada saluran pernapasan.
Batuk terjadi karena racun yang diproduksi oleh bakteri, yang merusak saluran pernapasan dan menyebabkan pembengkakan.
Anak-anak dengan pertusis sering kali mengalami batuk yang lama sehingga sulit bernapas.
Setelah mereka selesai batuk, mereka akan sering mencoba untuk menarik napas dalam-dalam.
Gejala lain yang bisa muncul pada batuk rejan adalah:
· Demam ringan
· Hidung meler
· Bersin
Batuk rejan bisa menjadi kondisi yang serius, terutama untuk bayi.
Baca Juga: Gembiranya Apink Amankan Piala Kedua untuk Lagu 'Dumhdurum' di Show Champion Minggu Ini!
Penting untuk segera berkonsultasi pada dokter anak dalam kondisi ini.
Sebagai catatan, batuk rejan ini dapat dicegah melalui vaksinasi.
Asma
Asma adalah penyakit kronis yang melibatkan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan.
Kondisi ini tentu bisa membuat anak sulit bernapas.
Gejala asma dapat dipicu oleh berbagai hal, termasuk iritasi lingkungan, penyakit pernapasan, atau olahraga.
Batuk yang sering, bisa kering atau berdahak adalah beberapa tanda asma pada anak-anak.
Batuk mungkin lebih sering terjadi pada malam hari atau saat bermain.
Gejala asma lain yang harus diperhatikan adalah:
· Kesulitan bernapas atau sesak napas
· Napas cepat
· Energi tampak menurun
· Sesak dada atau sakit dada
Jika anak didiagnosis menderita asma, para dokter biasanya akan mengajak orangtua bekerjasama untuk mengembangkan sesuatu yang disebut rencana tindakan asma.
Rencana tindakan asma akan mencakup informasi tentang pemicu asma anak, juga bagaimana dan kapan mereka harus minum obat.
Obat asma akan membantu menurunkan peradangan di saluran pernapasan.
Anak yang menderita asma kemungkinan akan memiliki dua jenis obat, satu untuk kontrol asma jangka panjang dan satu untuk menghilangkan gejala asma dengan cepat.
Menghirup atau menelan benda asing
Bukan hal yang aneh bagi anak-anak kecil untuk memasukkan benda ke dalam mulut mereka, termasuk kancing, manik-manik, dan benda kecil lainnya.
Jika ini terjadi, bukan tak mungkin benda itu tersangkut di kerongkongan mereka.
Begitupun jika mereka menghirup sesuatu terlalu dalam, seperti bedak tabur, benda itu bisa bersarang di jalan napas mereka.
Jika anak menelan atau menghirup sesuatu, batuknya bisa menjadi pertanda bahwa tubuh mereka berusaha mengeluarkan benda itu.
Dalam kondisi ini, orangtua akan mendengar bunyi mengi atau tersedak.
Namun, jika orangtua yakin bahwa anak telah menghirup atau menelan benda asing, segeralah mencari perawatan.
Bronkoskopi mungkin diperlukan untuk menemukan dan mengeluarkan objek yang masuk dalam saluran pernapasan.
Setelah objek dikeluarkan, tetap monitor anak untuk tanda-tanda infeksi atau iritasi lebih lanjut.
Alergi
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh melakukan kesalahan terhadap sesuatu yang tidak berbahaya dan memunculkan reaksi berlebihan.
Hal yang menyebabkan reaksi alergi disebut alergen.
Ada banyak alergen yang berbeda, termasuk serbuk sari, bulu binatang, dan makanan atau obat tertentu.
Serak, batuk kering dapat menjadi gejala alergi, terutama jika dimulai pada waktu tertentu dalam setahun atau terjadi setelah terpapar sesuatu yang spesifik.
Gejala alergi lainnya termasuk:
· Bersin
· Mata gatal, berair
· Hidung meler
· Ruam
Cara terbaik untuk mengelola alergi adalah menghindari hal-hal yang memicu gejala alergi.
Orangtua juga dapat mencoba obat alergi yang dijual bebas, tetapi pastikan untuk mengikuti instruksi produk dan memastikannya sesuai dengan usia dan ukuran untuk anak.
Jika anak sering mengalami alergi, cobalah berkonsultasi dengan spesialis alergi.
Mereka dapat membantu orangtua mempersempit alergen potensial dan merekomendasikan rencana manajemen jangka panjang.
Iritasi
Paparan berbagai iritasi di lingkungan sekitar dapat menyebabkan peradangan di tenggorokan yang menyebabkan batuk kering.
Iritasi umum yang dapat menyebabkan batuk termasuk:
· Asap rokok
· Knalpot mobil
· Polusi udara
· Debu
· Udara yang terlalu dingin atau kering
Baca Juga: Berniat Nyanyi Lewat Online untuk Hibur Tenaga Medis, Raisa Adriana Akhirnya Bercucuran Air Mata
Jika anak sering terpapar penyebab iritasi, batuk kering dapat menjadi kronis.
Biasanya anak cenderung lebih rentan terhadap iritasi jika mereka juga memiliki alergi atau asma.
Batuk yang disebabkan oleh paparan iritan biasanya sembuh sendiri setelah factor iritasi dihilangkan.
Batuk somatik
Batuk somatik adalah istilah yang digunakan dokter untuk merujuk pada batuk yang tidak memiliki penyebab yang jelas dan tidak memerlukan pengobatan.
Batuk ini biasanya disebabkan oleh beberapa jenis masalah psikologis yang mendasari.
Batuk ini sering berlangsung selama lebih dari enam bulan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika dokter anak telah mengesampingkan semua kemungkinan penyebab batuk kering mereka, umumnya dokter akan mendiagnosisnya sebagai batuk somatik.
Selanjutnya, kemungkinan anak akan dirujuk ke psikolog atau psikiater anak.
Selain itu, hipnoterapi juga dapat membantu dalam merawat kondisi ini.
Setiap orang dapat menemukan sesuatu yang cocok untuk anak mereka dan menggunakannya kapan saja saat mereka membutuhkannya.
Mengutip dari Tribun Manado, langkah yang bisa diterapkan untuk meredakan batuk kering pada anak bisa dengan cara bernapas di tengah ruang hangat, gunakan pelembab udara, minum cairan hangat, dan bisa gunakan obat yang dibeli bebas dengan hati-hati.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ayu Wulansari K |