Grid.ID - Di tengah pandemi Covid-19, Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mengajak para penikmat seni untuk #NontonTeaterDiRumahAja.
Di akhir pekan ini, para penikmat seni bisa menyaksikan secara streaming, rekaman dari pementasan Teater Tari Citraresmi yang akan ditayangkan pada Sabtu, 25 April dan Minggu, 26 April pukul 14.00 WIB di website indonesiakaya serta chanel YouTube Indonesia Kaya.
“Dalam dua hari penayanganya pada pekan lalu, kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja yang menampilkan rekaman pementasan Bunga Penutup Abad telah disaksikan lebih dari 11.000 penonton. Kami senang melihat antusiasme dan semangat dari para penikmat seni yang sangat tinggi dengan kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja ini.
"Semoga sajian-sajian inspiratif dan edukatif yang akan kami suguhkan di tiap akhir pekan ini selalu mendapatkan apresiasi yang tinggi dan diterima dengan baik oleh para penikmat seni,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pementasan Teater Tari Citraresmi yang akan ditayangkan ini merupakan rekaman pementasan yang digelar pada 1 November 2017, di Nu-Art Sculpture Park, Bandung yang digelar oleh Titimangsa Foundation bekerjasama dengan Mainteater dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.
Teater Tari ‘Citraresmi’ karya Toni Lesmana mengangkat kisah mengenai Dyah Pitaloka Citraresmi dan tragedi Perang Bubat pada Tahun 1261 tahun Saka atau 1339 M, di Kawali, pusat dari Kerajaan Galuh yang disebutkan dalam karya sastra Kidung Sundayana, kitab Pararaton dan kitab Pusaka Pararatwan i Bhumi Jawa Dwipa. Saat dimana perempuan selalu diposisikan pada subordinat berabad-abad lamanya.
“Sosok Citraresmi yang ditampilkan oleh Maudy Koesnaedi mencerminkan keadaan perempuan pada masa itu. Bersama para seniman perempuan lainnya, serpihan pergulatan jiwa Citraresmi saat terjadi Perang Bubat akan dihadirkan dalam seni peran, seni tari, dan seni suara sebagai satu kesatuan lakon sebagai bentuk pertunjukkan Citraresmi, dan juga merupakan satu sisi perwakilan kekuatan perempuan," tutur Happy Salma, yang berperan sebagai produser dalam pementasan ini.
Citraresmi, putri dari Kerajaan Sunda, berangkat bersama rombongan kerajaan, didampingi ayahnya Maharaja Prabu Linggabuana dan ibunya Ratu Laralinsing untuk melangsungkan perkawinan dengan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit yang melamarnya. Tapi sesampainya mereka di Bubat tak ada sambutan dari sang peminang, malah Patih Gajah Mada, meminta Kerajaan Galuh menyerahkan Citraresmi sebagai upeti.
Maharaja Prabu Linggabuana tidak terima. Dia memilih untuk berperang dengan pasukan seadanya, tanpa persenjataan yang lengkap, sebab hanya berniat mengantar calon pengantin. Prabu Linggabuana memilih bertempur sampai tumpur daripada harus tunduk kepada Kerajaan Majapahit. Prabu Linggabuana beserta seluruh rombongan akhirnya gugur di medan Bubat.