Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat penambahan jumlah kasus sembuh per Senin (27/4) menjadi 1.151 setelah ada penambahan sebanyak 44 orang.
Sedangkan kasus meninggal menjadi 765 setelah ada penambahan sebanyak 22 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa kasus meninggal ini paling banyak ada pada kelompok usia sekitar 41-60 tahun dan beberapa lainnya di atas usia tersebut.
Selain itu faktor penyakit penyerta atau komorbiditas yang banyak memperburuk kondisi pasien hingga meninggal adalah hipertensi, diabet, jantung, dan penyakit paru-paru.
Baca Juga: Besok! Vaksin Corona Akan Diuji Coba Untuk Pertama Kali
“Faktor usia komorbid itu yang menyebabkan angka kematian masih tinggi,” ungkap Yuri dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (27/4/2020).
Di tengah kondisi tersebut, penelitian-penelitian masih terus dilakukan untuk mengembangkan vaksin melawan penyakit mematikan ini.
China kemungkinan dapat mempunyai vaksin Covid-19 pada September mendatang khusus digunakan dalam keadaan darurat.
Sementara, vaksin bagi masyarakat umum dikabarkan tersedia pada awal tahun depan, bergantung perkembangan yang dilakukan para peneliti.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu menuturkan, pengembangan vaksin pada saat ini berada pada tahap dua atau tiga uji klinis.
Serta dapat tersedia pada saat potensi gelombang kedua wabah terjadi.
Sementara, tiga vaksin di China telah menyelesaikan fase uji coba pertama.
"Kami berada di garis depan untuk pengembangan vaksin, dan kami mungkin memiliki vaksin yang siap untuk penggunaan darurat pada bulan September," kata Gao.
Vaksin yang masih dikembangkan tersebut dapat digunakan untuk beberapa kelompok khusus, seperti petugas kesehatan.
Hal ini merupakan pertama kalinya seorang pejabat China membuat perkiraan skala waktu untuk pengembangan vaksin virus corona yang diyakini sebagai kunci untuk mengendalikan pandemi global yang terjadi.
Hal itu juga lebih cepat dibandingkan perhitungan dari lembaga lainnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat meyakini bahwa vaksin di AS tersedia setidaknya setahun lagi.
Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membutuhkan waktu 12-18 bulan.
Menurut ahli virus dari Institute of Microbiology, Chinese Academy of Sciences Shi Yi, tak seperti influenza yang mutasinya diantisipasi oleh pembuat vaksin yang bersiap untuk wabah musiman.
Misalnya, virus SARS-CoV-2 diyakini tidak bermutasi sesering virus influenza dan tidak mungkin menjadi norma baru seperti flu musiman.
"Saat ini tidak ada bukti bahwa virus corona baru memiliki variabilitas yang sama dengan virus influenza," ujar dia.
Shi juga menolak kemungkinan Covid-19 menjadi penyakit kronis, mengingat bahwa virus berkembang biak terutama di saluran pernapasan pasien dan tak ada virus pembawa secara terus-menerus.
Ia menambahkan, hal yang sama juga terjadi pada dua penyakit yang disebabkan dua virus corona jenis lain yaitu sindrom pernapasan akut (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).
6 vaksin potensial masuk uji klinis
Data yang disampaikan WHO, telah ada enam kandidat memasuki uji klinis dan 77 lainnya sedang dalam studi pra-klinis.
Terbaru, vaksin yang sedang diujicoba adalah vaksin vektor virus yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Oxford.
(*)
6 Tips Traveling Aman Buat Ibu Hamil, Wajib Perhatikan Ini Saat Naik Transportasi Umum
Source | : | Kompas.com,covid-19.co.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |