Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Sudah lebih dari dua bulan virus corona mewabah di Indonesia.
Sejak diberitakan kasus pertama di Indonesia, tepatnya dua warga Depok, Jawa Barat, Pemerintah hingga masyarakat melakukan beragam upaya untuk mencegahnya.
Diantaranya adalah imbauan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Di awal menerapkan aturan WFH mungkin kita akan senang karena bekerja dari rumah nyatanya membawa manfaat, seperti menghemat waktu dan biaya perjalanan.
Baca Juga: Jalani Work From Home, Felicya Angelista: Rajin Makan
Setelah lebih dari satu bulan WFH dijalani, kini banyak orang mulai menyadari sisi gelap dari bekerja remote, yakni kesepian.
Merasa kesepian di tempat kerja bisa menjadi masalah, bahkan saat semua orang bekerja di kantor.
Namun, transisi secara tiba-tiba tersebut dapat meningkatkan risiko kesepian.
"Jika kita telah bekerja dengan orang, memiliki konektivitas dan pertemuan tatap muka, serta terbiasa atas lingkungan itu, lalu tiba-tiba bekerja dari jauh, disertai sedikit hubungan, ini menciptakan masalah besar," kata Ben Fanning, penulis "The Quit Alternative: The Blueprint for Creating the Job You Love Without Quitting."
Ia mengibaratkan perasaan kesepian itu seperti saat kita berada di pulau terpencil.
Bahkan jika kita bekerja dari rumah dengan pasangan dan anak-anak berlarian di sekitar kita, kita masih bisa merasa kesepian.
Kita akan menjadi pekerja yang kurang efektif, rekan kerja menganggap kita sulit dijangkau dan berhenti bekerja sama.
"Semakin kita kesepian, semakin buruk kinerja kita.
Kita makin kurang berkomitmen dengan perusahaan tempat kita bekerja, " kata Sigal Barsade, profesor manajemen di The Wharton School, University of Pennsylvania.
Rasa kesendirian dan kesepian mengarahkan seseorang pada perilaku yang menyebabkan situasi menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
"Begitu kita kesepian, kita lebih waspada secara sosial dan mulai kehilangan keterampilan sosial kita," kata Barsade.
Kita bisa saja mulai mengungkapkan hal-hal pribadi secara berlebihan di media sosial, atau sebaliknya.
Baca Juga: Asri Welas Berlakukan Work From Home untuk Karyawannya Lantaran Pandemi Corona
Pekerja yang kesepian sangat berhati-hati dan takut ditolak oleh rekan mereka, dan ini membuat mereka susah dijangkau.
"Orang yang kesepian membaca isyarat negatif lebih cepat dan mengabaikan isyarat positif. Seperti membaca pesan dengan lensa gelap," kata Hakan Ozcelik, profesor manajemen di California State University, Sacramento.
Baca Juga: Jangan Asal Olahraga saat Isolasi Diri di Rumah, Ini Aturan yang Baik Menurut Para Ahli
Pekerja yang sudah merasa tersisih di kantor bisa jadi lebih cenderung kesepian saat bekerja dari rumah.
"Sekarang mereka bahkan tidak mengerti. Jika seseorang tidak berbicara dengan mereka secara terpisah, orang yang sudah kesepian akan makin merasakan itu," kata Barsade.
Tindakan yang bisa kita lakukan
Kesepian bukanlah sifat, melainkan keadaan motivasi seperti kelaparan.
"Dengan cara yang sama kita menjadi lapar dan perlu makan, kita merasa kesepian dan membutuhkan kontak sosial. Kita tidak ingin kesepian," katanya.
Kontak sosial membutuhkan lapisan perencanaan tambahan.
Bersikaplah proaktif dan atur rapat virtual dan panggilan telepon dengan rekan kerja.
Baca Juga: Mengintip 7 Tips Work From Home Sekaligus Mengurus Anak Bagi Ibu Pekerja
Jangan terlalu mengandalkan pesan instan atau email.
"Panggilan telepon adalah obat yang jauh lebih baik untuk kesepian daripada email, pesan instan, dan media sosial," kata Fanning.
Perlu diingat, kesepian dapat mengubah pandangan kita tentang hubungan.
Sebagai contoh, kita bisa saja berpikir seseorang sengaja mengabaikan email kita, tetapi sebenarnya mereka sedang dibebani dengan pekerjaan dan homeschooling anak-anak mereka.
Baca Juga: Kenapa Work From Home Membuat Waktu Bekerja Terasa Lebih Lama?
"Cobalah untuk tidak tersinggung ketika kita merasa tidak mendapatkan perhatian dan koneksi seperti biasanya," kata Barsade.
"Mereka mungkin mengurus sesuatu yang terjadi di lingkungan mereka yang tidak berhubungan dengan siapa kita sebagai seseorang atau kolega."
Tindakan atasan, misalnya manajer, memainkan peran penting dalam mencegah kesepian di antara tim mereka dengan lebih memperhatikan kondisi masing-masing tim.
Itu berarti melakukan pengecekan secara reguler dan memastikan semua orang terhubung sebagai sebuah tim.
Adakan rapat tim reguler, tetapi jangan selalu membahas tentang pekerjaan.
Fanning menyarankan untuk mengajukan pertanyaan terbuka seperti, "siapa yang melakukan hal menyenangkan akhir pekan ini yang ingin mereka bagikan?"
Namun ada garis tipis antara membantu orang tetap terhubung dan membebani mereka dengan hal lain yang menuntut waktu mereka.
"Jangan membuatnya menjadi beban yang menguras dan menyebabkan kelelahan," kata Barsade mengingatkan.
(*)
Source | : | Kompas.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |