Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Pemberitaan tentang pelanggaran hak asasi manusia orang-orang Indonesia yang bekerja di perkapalan China saat ini sedang viral di Korea Selatan.
Kasus ini juga viral di Indonesia karena salah satu orang Korea bernama Jang Hansol mengartikan berita yang disiarkan channel televisi di Korea bernama MBC, ke bahasa Indonesia di channel YouTube-nya.
"Judulnya 'eksklusif kerja 1 hari 18 jam dan kalau meninggal akibat penyakit langsung di buang ke pantai'," ungkap Jang Hansol membacakan judul berita di TV MBC saat dikutip Grid.ID melalui channel YouTube Korea Roemit, Kamis (7/5/2020).
Jang Hansol mengungkapkan awal mula kronologi kasus ini terbongkar karena informasi dari orang Indonesia yang bekerja di perkapalan China tersebut melaporkan mengenai ekploitasi ini ke pemerintah Korea Selatan dan juga TV MBC.
Di mana orang Indonesia menunjukkan video aktivitas di kapal ketika jenazah orang Indonesia tersebut dibuang ke laut.
Jang Hansol pun menjelaskan video yang disiarkan di berita TV MBC tersebut.
Baca Juga: Mobil Ringsek Tabrak Gapura di Ungaran, Pengemudi Mabuk Tewaskan 3 Orang Seketika
"Ini tanggal 30 Maret kemarin ya. Jadi terlihat ada satu kotak gini yang sudah dibungkus (jenazah), terlihat di sini," ungkap Hansol.
"Katanya yang terlihat di sini adalah Mas Ari yang berusia 24 tahun, dia udah bekerja lebih dari satu tahun dan akhirnya meninggal di perahu ini."
"Kalau dilihat orangnya, nampak orangnya meninggal dan mereka memberi acara kematian dan abis itu dibuang ke pantai," lanjut Jang Hansol sambil memperlihatkan gambar berita yang ditontonnya di layar komputer.
Tak hanya Ari, mayat beberapa orang Indonesia yang wafat di kapal juga sebelumnya telah dibuang ke laut.
"Dan Mas Ari menghilang, yang kita tidak bisa tahu kedalamannya. Dan sebelum Mas Ari meninggal, ada Mas Alpaka yang berusia 19 tahun, dan juga Mas Sepri yang berusia 24 tahun, dan mereka di hari kematiannya langsung dibuang seperti ini," kata Jang Hansol.
Menurut keterangan saksi yang merupakan orang indonesia yang bekerja di kapal tersebut, para pekerja Indonesia diperlakukan sangat buruk dan harus bekerja 1 hari selama 18 jam dalam keadaan berdiri.
Baca Juga: Nyanyi untuk Orang Mabuk Hingga Wanita Penghibur, Inul Daratista Malah Disekap 40 Hari di Batam
Saksi juga mengungkapkan bahwa salah satu rekannya yang wafat tersebut sebelumnya mengalami sakit.
"Ada kesaksian dari orangnya kita masih di tempat terdekat, katanya tempat kerjanya cukup buruk, udah gitu terjadi eksploitasi tenaga kerja," ungkap Jang Hansol.
"Dan rekan kerja yang meninggal itupun katanya udah sakit selama 1 bulan."
"Jadi pertama kakinya kram, kakinya bengkak, bagian lainnya juga ikutan bengkak, terus tiba-tiba ya meninggal," lanjutnya.
Namun saat akan dilakukan pemeriksaan terhadap kasus ini, kapal China tersebut sudah meninggalkan area Busan.
"Ternyata ada 1 badan yang mengetahui kematian 4 orang ini dan langsung melaporkan ini ke polisi laut dan dicoba lakukan investigasi secepat mungkin," lanjut Hansol.
Baca Juga: Demi Perbaiki Ekonomi Keluarga, Inul Daratista Kecil Rela Berhenti Sekolah untuk Jadi Pedangdut
"Dan karena tahun 2015 kemarin Korea udah ada agreement bisa langsung lakukan investigasi, tapi 2 hari setelah itu kapalnya langsung meninggalkan pelabuhan sehingga pemeriksaan tidak bisa dilakukan," kata Jang Hansol.
Lebih lanjut, orang Indonesia yang berhasil kabur ini pun meminta pemerintah Korea melakukan investigasi kasus ini secara ketat.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |