Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Ringgo Agus Rahman harus menunda beberapa proyek filmnya mengingat adanya wabah virus corona.
Ringgo Agus Rahman harus bersabar menunggu sampai situasi benar-benar pulih.
Meskipun ditunda, Riggo akhirnya masih bisa beradu akting bersama Nirina Zubir.
Baca Juga: Suho EXO Mulai Wamil, Rian D'Masiv Ikut Kirimkan Dukungan Manis: Aku Akan Merindukanmu!
Alih-alih menggarap film panjang, Ringgo kini harus berpuas hati karena bisa menggarap sebuah film pendek berjudul ‘Sepuluh Meter’ yang mengampanyekan kesadaran akan kesehatan mental masyarakat.
“Awalnya ditawarin (film pendek) buka tiba-tiba ditawarin yah.”
“Sebenarnya kalo misalnya tanpa pandemi ini, kami - gue sama Nirina harusnya berkumpul dalam proyek film panjang,” bukan Ringgo dikutip Grid.ID dari Live Streaming pemutaran perdana film anyarnya di Kanal Youtube OCBC NISP, Kamis (14/5/2020).
Ringgo ingat betul dia bersama sutradara Yandy Laurens dan Nirina telah lama mendiskusikan perihal film panjang.
Kondisi memaksa sang aktor untuk di rumah aja, tapi tetap tak memutus komunikasi antar Ringgo dan dua rekan kerjanya itu. Ide tentang proyek film pendek pun muncul.
“(Proyek film panjang) sih udah direncanakan dari tahun lalu kita udah kumpul.
“Tapi karena pandemi ini kita harus stay home, terus kita masih ngobrol - antara gue, Nirina, dan Yandy tiba-tiba muncul ide yandy yang ngobrol punya rencana film pendek.” ujar Ringgo.
Baca Juga: Kecemasan Tingkat Tinggi Jadi Penyebab Roy Kiyoshi Konsumsi Psikotropika
Ringgo dan Nirina memang diketahui memiliki proyek bareng sebelumnya dalam film Keluarga Cemara.
Dalam Keluarga Cemara yang juga disutradai juga oleh Yandy, Ringgo berperan sebagai abah dan Nirina sebagai Emak.
Akan kembali beradu peran dalam film pendek berjudul ‘sepuluh meter’, kerja sama Ringgo dan Nirina kini juga akan disutradai oleh Yandy.
Film ini bertujuan ingin membuka percakapan seluas-luasnya tentang kesehatan mental.
Dengan mengandalkan survey, latar belakang dari pembuatan film ini pun sungguh dekat, yakni kondisi pandemi yang menyebabkan banyak orang berada dalam kegalauan atau ancaman kesehatan mental.
“Dari bulan kemarin, dengan kondisi pandemi covid-19 ini tendensinya itu orang mengalami kegalauan ya, kesehatan mental itu at risk.”
“Kita buktikan akhir April survey menunjukan 60% responden menyatakan bahwa mereka cemas akan situasi pandemi. Dan tiga hal yang paling terasa adalah stress, cemas, atau takut dan merasa bosan,” tutur Ka Jit, Head of Strategy and Innovation Bank OCBC NISP masih dikutip dari siaran langsung di Youtube.
Selaras dengan survey yang dilakukan Kantar, masalah ini juga disebabkan oleh keterbatasan gerak dan di rumah aja yang lebih jauh bisa membawa ke masalah pekerjaan dan ketakstabilan ekonomi.
Karena alasan itulah, dengan medium Film, Bank OCBC NISP membuat gerakan #nyalakanhati untuk mendorong masyarakat Indonesia bergerak maju dan tetap produktif pada masa pandemi.
Ka Jit beralasan bahawa mengapa dirinya melakukan kerja sama dengan Yandi, Ringgo, dan Nirina adalah bahwa mereka memiliki keresahan yang samam.
Bercerita tentang perubahan aktifitas keseharian di tengah pandemi yang berdampak pada kesehatan mental, Ka Jit pun memberikan alasan mengapa dirinya menggunakan media film.
“Karena kita percaya film adalah media yang sangat baik, bisa menjangkau banyak orang, dan membuka percakapan dan refleksi tentang kesehatan mental tanpa harus mengguruinatau menilai serta menghakimi,” tutup Ka Jit. (*)
Penulis | : | Daniel Ahmad |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |