Grid.ID - Dua dari tiga perusahaan yang disurvei di Indonesia telah menghentikan operasi usahanya baik secara sementara maupun permanen.
Pendapatan perusahaan pun anjlok.
Lebih dari seperempat perusahaan melaporkan kehilangan lebih dari setengah pendapatan mereka.
Demikian survei perusahaan terbaru yang dikeluarkan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
Laporan penelitian, berjudul “Ketahanan hidup perusahan hampir habis, pekerjaan semakin terancam”, mengungkapkan 90 persen perusahaan mengalami masalah keuangan, yang membutuhkan dukungan mendesak dari pemerintah dalam arus kas agar dapat bertahan.
Selanjutnya, sekitar 63 persen perusahaan yang disurvei telah mengurangi jumlah pekerja dan banyak perusahaan lainnya berencana melakukan hal yang sama.
Survei ini dilakukan oleh Program ILO mengenai Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan (SCORE) Indonesia bekerja sama dengan para konstituen dan mitra pelaksananya, meliputi 571 perusahaan pada April 2020.
Prakarsa ini dilakukan untuk memahami dampak wabah COVID-19 terhadap perusahaan dan bantuan yang mereka perlukan di Indonesia.
“Karena para pekerja harus menjalani cuti atau kehilangan pekerjaan, pandemi telah menghilangkan pendapatan jutaan rumah tangga, yang mengancam kesejahteraan mereka.
Kita memerlukan tindakan tripartit yang terkoordinasi untuk membantu mengurangi dampak pandemi terhadap perusahaan, pekerja dan keluarga mereka,” kata Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia.
Perusahaan-perusahaan berupaya untuk bertahan namun mereka membutuhkan dukungan.
“Sejumlah perusahaan telah melakukan diversifikasi produk dan lainnya mengalihkan usaha mereka menjadi usaha daring. Perusahan membutuhkan dukungan dalam mengadaptasi model dan operasi usaha ‘setelah corona’,” Januar Rustandie, manajer program SCORE menjelaskan.
Mengingat perekonomian tentunya akan kembali beroperasi, perlindungan pekerja menjadi hal yang mendesak.
Baca Juga: Ingin Segera Menikah, Sule Tunggu Restu Rizky Febian
Saat ini kurang dari 40 persen perusahaan melakukan pemeriksaan suhu tubuh.
Lebih dari 30 persen usaha tidak dapat memastikan jarak fisik yang memadai di antara para pekerjanya.
“Hingga pengobatan dan vaksinasi tersedia, pencegahan penyebaran COVID-19 dan perlindungan pekerja dari infeksi di tempat kerja menjadi permasalahan penting. Panduan yang jelas menjadi krusial,” demikian laporan.
Jika permintaan terus menurun, perusahaan tidak mampu bertahan tanpa dukungan memadai, yang membawa dampak berkelanjutan terhadap pasar kerja.
Karenanya, di antara rekomendasi-rekomendasinya, laporan ini menegaskan perlunya paket stimulus ekonomi yang terfokus pada usaha kecil dan menengah, akses terhadap tunai dan keuangan jangka pendek serta dukungan terhadap upaya pengusaha untuk mengadaptasi model dan operasi usaha di masa menjaga jarak sosial ini melalui peningkatan kemampuan daring mereka.
(*)
Penulis | : | None |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |