Musisi sekaligus suami Tantri Kotak, Arda Naff mengaku terenyuh melihat video viral seorang bocah pedagang gorengan jalangkote yang dibully sejumlah orang.
Siapa sangka, jika di salah satu tikungan jalan, Rizal sudah ditunggu oleh sejumlah orang, yang sudah berniat untuk mengganggunya.
Rizal yang masih berada di atas sepedanya sempat ingin menghindar, sayangnya sepeda yang ditumpanginya lepas kendali dan membuat tubuhnya terjerembab ke tanah lapang.
Rupanya, kejadian nahas itu membuat sejumlah orang yang sudah berniat mengganggunya terbahak.
Bukannya menolong Rizal yang jatuh terngkurap, mereka malah menggoda dan bahkan, di akhir video, salah seorang pemuda yang akhirnya diketahui bernama Firdaus (26) melakukan kontak fisik.
Firdaus menghajar Rizal sampai kembali terjungkal dan membiarkan bocah penjual jalangkote itu jadi bahan tertawaan teman-teman Firdaus.
Hati siapa yang tak ternyenyuh melihat video atas aksi perundungan atau bullying itu terhadap Rizal.
Rizal (12) terlihat dibully oleh seorang pemuda bernama Firdaus (26) dan aksi itu menjadi bahan tertawaan rekan-rekannya.
Apalagi, ternyata perundungan yang diterima Rizal itu sudah dialaminya berkali-kali, tanpa diketahui.
Kini, video viral itu mendapat komentar dari berbagai macam lapisan masyarakat, yang kebanyakan mengutuk aksi tak terpuji pria seperti Firdaus dan teman-temannya.
Salah satu public figur yang kesal sekaligus sedih usai melihat video viral itu adalah suami dari musisi Tantri Kotak, Arda Naff.
“Mbak Nanik, panggilan populer mama saya ketika disematkan banyak orang karena menjajakan nikmatnya aneka kue,” tulis Arda Naff seperti dikutip oleh Grid.ID, Selasa (19/5/2020).
Instagram | @ardanaff
Musisi sekaligus suami Tantri Kotak, Arda Naff, membagikan kisah masa lalunya yang keras sekaligus membanggakan. Arda lahir dari seorang ibu yang berprofesi sebagai pedagang kue dan lemper.
Arda berkisah perjuangan sang bunda tercinta untuk mendapatkan rezeki dengan berdagang kue buatannya.
Di malam larut, ketika dia sudah hendak tidur, sang bunda masih berjibaku di dapur dengan segala bahan dagangannya.
Pun, ketika dia masih tertidur, sang bunda sudah lagi terbangun untuk bersiap menjajakan kue-kue hasil jualannya.
“Kenangan masa kecil dan remaja saya begitu dalam, nemenin bungkusin kue, nganterin kue ke pelanggan, nganter ke pasar beli bahan meskipun kadang saya ngomel-ngomel,” aku Arda.
“Motor butut jadi saksinya, berangkat ke sekolah kadang masih ada tas di jok motor buat nenteng sayur, di saat teman-teman SMP, SMA punya motor bagus-bagus,” kenang Arda.
Namun, itulah perjuangan hidup, yang sudah tentu ditularkan sang bunda kepada Arda kecil.