Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Belum lama ini, Drummer Superman is Dead, Jerinx, terlibat perbedaan pandangan dengan banyak orang terkait covid-19.
Masih hangat perdebatannya dengan Ahmad Dhani, kini Jerinx membawa-bawa nama pembawa acara cantik, Najwa Shihab.
Lho ada apa?
Jerinx meminta Najwa menghentikan tema berita yang dianggapnya menyesatkan masyarakat.
Baca Juga: Sering Mendapat Cibiran karena Nikahi Janda Kaya, Foto Terbaru Pasangan Ini jadi Sorotan Netizen
Hal tersebut merupakan bagian dari keyakinan teori konspirasi yang dipercayainya tentang bagaimana media membesarkan covid-19 ini.
Jerinx menyeret nama Nana, Sapaan akrab Najwa Shihab, di suatu unggahan di akun instagramnya @jrxsid.
“Cancer aja bisa kalah oleh kekuatan pikiran, apalagi CV yang faktanya sudah BANYAK yang sembuh,” kata Jerinx dikutip Grid.ID, Selasa (19/5/2020).
Di dalam unggahannya terlihat foto tangkap layar terkait komentar seorang netizen dengan contoh penyakit kanker yang mendukung argumen Jerinx soal pengaruh dominan dimensi psikologis dalam penyebaran covid ini.
“Kasus cancer survivor seperti ini sudah banyak terjadi tapi sangat jarang diexpose media,” tutur Jerinx.
“Kenapa? Karena MSM (media arus utama) memang kroninya Mafia Farmasi as simpel as that! Wake the f*** up!” tegasnya.
Tentang pernyataannya di atas, Jerinx kemudian meminta para pengikutnya untuk ramai-ramai menyapa akun instagram Nana.
“Yuk rame-rame tag @najwashihab WHO agar beliau mengangkat tema harapan yang nyata seperti ini,” tutup Jerinx.
Beberapa minggu terakhir, nama Jerinx memang lebih dikenal publik karena konsistensinya membela teori konspirasinya tentang virus corona.
Sering membagikan pandangannya di akun media instagramnya, Jerinx menganggap Covid-19 adalah buatan elite global dengan tujuan mempertahankan kekuasaannya.
Pandangannya menimbulkan reaksi hebat dari masyarakat usai Jerinx diwawancara oleh Aiman di acara Kompas TV beberapa waktu lalu.
Salah satunya reaksi hebat datang dari Ahmad Dhani yang meyakini Jerinx keliru tentang perbandingan logika yang menyeret-nyeret agama dalam teori konspirasinya. (*)
Source | : | |
Penulis | : | Daniel Ahmad |
Editor | : | Nurul Nareswari |