Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Rencana new normal atau tatanan normal yang baru siap dilakukan di Indonesia.
Secara bertahap, pusat perbelanjaan dan sekolah akan kembali dibuka pada Juni mendatang.
Sebanyak 60 mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta akan kembali beroperasi mulai 5 Juni.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengatakan pembukaan mal sudah sesuai Pergub No. 489 Tahun 2020.
Sementara itu ada 4 mal lain yang baru dibuka pada 8 Juni mendatang di Jakarta.
Terkait dengan pembukaan puluhan mal di Jakarta tersebut, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan pembukaan mal tersebut berpotensi meningkatkan penularan virus corona atau Covid-19.
"Dengan pembukaan mal di tengah pandemi ini, potensi penularannya masih tinggi," katanya pada, Kamis (28/5/2020).
Baca Juga: Pernah Jadi Idol JKT48, Nabilah Ayu Ternyata Jatuh Cinta Sama Musik Metal Sejak Masih SMP
Meski demikian, sebagai contoh, hasil swab test Covid-19 di Paragon Mall dinyatakan negatif.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, Rabu (27/5/2020).
"Hasil swab test di Paragon negatif. Jumlah samplenya ada 100," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pernahkan kamu berpikir, bagaimana potensi penyebaran Covid-19 ketika berbelanja pakaian di mal?
Bukan tidak mungkin penularan terjadi di tempat ramai seperti mal.
Ketika akan mencoba pakaian di kamar pas, pastikan tidak menyentuh apapun dan tetap mengenakan masker saat mencoba pakaian.
Meski tidak ada penelitian yang cukup tentang berapa lama virus corona dapat bertahan pada pakaian, namun para ahli tahu bahwa ruang tertutup seperti ruang ganti dapat menampung virus.
Virus juga ditakutkan telah menempel pada kenop pintu, dinding, dan cermin melalui sentuhan tanpa disinfeksi yang tepat.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Greg Petro, kepala eksekutif First Insight, sebuah perusahaan analitik merek turut berpendapat.
"New normal bagi retail adalah kembali bekerja dengan pembeli, di mana pembeli bisa menemukan apa yang mereka butuhkan dengan tetap merasa nyaman," kata Greg Petro.
Di masa pandemi, belanja pakaian tentu akan menimbulkan rasa cemas.
Namun jika menjadi kebutuhan, tentu hal ini juga tak bisa dihindari.
"Tidak merasa aman saat mencoba pakaian juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana retail perlu menyesuaikan kebijakan pengembalian dan penukaran barang," ujar dia.
Dalam sebuah survei yang dilakukan perusahaan tersebut, kata Greg, sebanyak 65 persen perempuan dan 54 persen pria mengatakan mereka tidak merasa aman untuk mencoba pakaian di kamar pas.
Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal berikut sebelum masuk ke kamar pas saat belanja pakaian di mal.
Sejauh ini, para ahli mengatakan jika infeksi virus yang paling umum adalah dari kontak dengan tetesan pernapasan yang dikeluarkan melalui batuk, bersin, dan bahkan berbicara keras dalam beberapa kasus.
Tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan bahwa mungkin seseorang dapat tertular virus dengan menyentuh permukaan dan benda lain, seperti kenop pintu kamar pas.
"Ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus, tetapi kami masih belajar lebih banyak," kata organisasi tersebut.
Mary-Louise McLaws, profesor dari University of New South Wales yang juga seorang ahli pengendalian infeksi dari Australia mengatakan, ada studi yang dilakukan di laboratorium, yang menemukan bahwa penularan virus lewat pakaian lebih rendah.
Namun semua tergantung pada item yang hendak dibeli.
Misalnya, syal dan kacamata hitam yang harus kontak dengan wajah, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi lebih tinggi jika barang tersebut sebelumnya terkontaminasi oleh orang lain.
"Untuk berhati-hati dengan virus jahat ini, kita dapat bertanya kepada penjual apakah kita dapat menggunakan pembersih terlebih dahulu sebelum menggunakan kacamata, karena sebagian besar pembersih yang mengandung deterjen dan alkohol di atas 65 persen tidak akan merusak kacamata atau lensa, tetapi bisa mematikan virus," kata McLaws.
Tetapi pakaian juga memiliki bahan non-kain seperti kancing plastik yang bisa menjadi rumah sempurna bagi partikel virus, kata para ahli.
Perhatikan juga setelah keluar dari kamar pas, karena sangat mungkin barang-barang dari mal tersebut berisiko membawa virus.
"Setelah kamu membeli barang-barang ini dan membawanya pulang, sangat kecil kemungkinan barang-barang ini berisiko. Namun agar tidak khawatir, letakkan mereka di luar di bawah sinar matahari untuk sementara waktu," kata McLaws.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |