Grid.ID - Sempat mereda selama pandemi virus corona, aksi demonstrasi besar anti-Beijing kembali berlangsung di Hong Kong sejak beberapa pekan terakhir.
Demonstrasi itu dipicu oleh rencana pemerintah Hong Kong mengadopsi RUU Keamanan Nasional yang diusulkan China.
Kisruh di Hong Kong membuat bekas Gubernur Hong Kong, Chris Patten angkat bicara.
Ia menilai, Presiden China Xi Jinping sangat gugup dengan posisi Partai Komunis China sehingga ia mempertaruhkan perang dingin baru dan membuat posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan di ujung tanduk.
Chris Patten adalah Gubernur terakhir yang ditempatkan Inggris di Hong Kong.
Baca Juga: Di Kawah Ijen Muncul Gelombang Mirip Tsunami Setinggi 3 Meter yang Tewaskan Satu Orang, Kenapa Bisa?
Patten mengatakan, tindakan keras Xi di Hong Kong berisiko memicu arus keluar modal dan orang-orang dari Hong Kong yang menyalurkan sebagian besar investasi asing ke daratan China.
"Kami telah lama melewati tahap di mana tanpa menginginkan perang dingin lainnya, kami harus bereaksi terhadap fakta bahwa Xi Jinping sepertinya menginginkannya sendiri," kata Patten seperti dikutip Reuters.
Patten menyebut Xi Jinping sebagai seorang diktator yang "gugup" tentang posisi Partai Komunis di Tiongkok setelah mengkritik penanganan awal wabah virus corona dan dampak ekonomi dari ketidaksetujuan perdagangannya dengan Amerika Serikat (AS).
"Salah satu alasan Xi Jinping memunculkan semua perasaan nasionalis tentang Hong Kong ini, tentang Taiwan dan tentang masalah-masalah lain, adalah bahwa ia lebih gugup daripada pejabat mana pun yang mengizinkan posisi Partai Komunis di China," katanya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Intisari Online |