Grid.ID - Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto pada 19 Mei 1998 belum resmi mundur, tetapi ketika pertemuan dengan para tokoh berlangsung, ia mengaku enggan dicalonkan lagi bahkan kapok menjadi Presiden.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Yayasan Paramadina mendiang Nurchloish Madjid yang mengikuti pertemuan tersebut.
"Pak Harto akan tidak mau dicalonkan lagi. Bahkan Pak Harto sempat guyon: saya ini kapok jadi Presiden. Itu sampai tiga kali, saya bilang kalau orang Jombang itu bukan kapok, tapi tuwuk (kekenyangan)," ujar alm. Nurcholis.
Nucholis mengatakan, keputusan Presiden Soeharto untuk membentuk Komite Reformasi, Kabinet Reformasi, dan melaksanakan pemilu segera merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Bahkan, Presiden Soeharto disebutkannya bersedia didikte kata demi kata.
Misalnya, untuk pelaksanaan pemilu yang harus secepat-cepatnya. Presiden Soeharto mengatakan, kedudukannya sebagai presiden bukanlah hal yang mutlak.
Dengan demikian, ia pun tak mempermasalahkan apabila harus mundur sebagai presiden.
Lanjut baca yuk ke halaman selanjutnya >>>
Kronologi Siswa SMA Ditendang Polisi sampai Tewas, Harapannya untuk Jadi Anggota TNI Pupus
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |