Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia
Grid.ID - Inul Daratista menceritakan bagaimana dia berusaha merangkak dari penyanyi di kampung hingga menjadi penyanyi profesional.
Inul Daratista banyak sekali menelan asam garam selama dia berusaha seperti saat ini.
Dia mengisahkan saat Inul pertama kali ditawari menggarap satu album oleh seorang produser rekaman.
Saat itu Inul dijanjanjikan kesuksesan, tapi dengan syarat memberikan kesuciannya kepada produser itu.
"Pengalaman dibikinin album, udah tinggal keluarin aja, ayok kita ngedugem aja lho, ayok kita ngedugem," cerita Inul Daratista di YouTube, Kamis (4/6/2020).
Inul merasa dirinya saat itu hanya diperalat lantaran berasal dari kampung.
Padahal, meski dari daerah, bukan berarti Inul minim pengalaman tentang dunia malam.
Inul sempat menghibur di sebuah kelab malam.
"Dia lupa walaupun saya dari kampung engga bisa ditipu, aku meski dari kampung aku nyanyi di cafe ketemu dengan pelacur, bos-bos genit dan om-om yang gitu lah," lanjutnya.
Inul sadar ada yang tidak beres dengan tawaran tersebut.
Tidak perlu berpikir panjang Inul menolak tawaran ditiduri oleh produsernya.
"Kalau mereka menggiring, aku dugem dikasi minuman tiba-tiba mau ditidurin ramai-ramai, aku engga mau," imbuhnya.
Setelah menolak tawaran tersebut, Inul hanya dibekali uang RP 1 juta saja.
Dia menggunakan uang tersebut untuk kembali ke kampung halamannya.
Dia memilih menyanyi di sana, daripada menyerahkan kesuciannya dengan iming-iming album rekaman.
"Aku di kontrak RP 25 juta, ambil saja, pada saat aku nolak aku dikasi uang RP 1 juta aku pulang besok paginya," kisah Inul.
Inul tidak mau bodoh gelap mata dengan uang RP 25 juta yang dijanjikan tersebut.
Inul mengatakan, RP 25 juta tidak sebanding dengan konsekuensinya nanti.
"Saya berkorban keperawanan saya, kalau album saya meledak, mungkin ada cashbacknya, lah tapi kalau perawanku ilang, terus rekaman engga meledak kan rugi banget," tandasnya.
(*)
Bikin Lolly Trauma, Kemen PPPA Ungkap Alasan Satukan Anak Nikita Mirzani dengan ODGJ dan Pengidap HIV
Penulis | : | Menda Clara Florencia |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |