Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Beberapa waktu belakangan jagad dunia maya dihebohkan dengan sebuah video yang viral di Facebook.
Video tersebut memperlihatkan seorang pedagang yang mengenakan masker dan pelindung muka sedang menjajakan dagangannya.
Pembeli pun datang berkerumun dan membeli beberapa jenis sayuran yang dijajakan di Pasar Ampera tersebut.
Hingga datanglah pedagang lain yang tak memakai masker memaki-maki dan melayangkan protes menggunakan bahasa derah setempat.
Pedagang tersebut nampaknya iri dengan saingannya karena hanya lapaknya yang sepi.
Kampanye
Usut punya usut, video yang sempat viral itu ternyata sebuah kampanye yang dilakukan oleh Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi.
Bahkan jika diperhatikan secara lebih jelas, penjual yang mengenakan masker dan pelindung wajah itu adalah sang bupati sendiri.
Gusnan pun telah memberikan konfirmasi terkait hal ini.
Menurut keterangannya, video itu diambil sebagai langkah kampanye pencegahan penyebaran virus Covid-19 di pasar tradisional.
"Ini sebenarnya salah satu kampanye kita kepada pedagang dan pembeli untuk mematuhi protokol Covid-19," katanya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Ia pun bahkan menghimbau warga agar tidak usah membeli dagangan pedagang yang tidak memakai masker dan pelindung wajah.
"Pedagang yang tidak pakai masker atau face shield kita minta pada pembeli jangan dibeli dagangannya," tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan pun akan menerapkan pengatura jarak pedagang di pasar-pasar tradisional.
Di mana setiap lapak akan diberi jarak selebar 1,5 meter.
Di daerah lain
Kejadian serupa juga pernah terjadi sebelumnya di Magetan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Sempat viral video seorang anak diusir orang tuanya karena nekat pulang kampung di saat pandemi Covid-19.
Namun seperti yang diberitakan Suryamalang.com sebelumnya, video ini pun merupakan kampanye yang sengaja dibuat.
"Ini memang video dibuat oleh relawan gugus penanganan Covid-19, lokasi syutingnya di depan balai desa," ungkap Sekretaris Desa Tegal Arum, Kabupaten Magetan, Suwardi.
Menurutnya, video ini dapat menyadarkan para perantau asal Desa Tegal Arun yang berada di luar daerah untuk tidak pulang disaat pandemi.
"Tanggapannya bagus, bahkan ada warga di Kalimantan yang WhatsApp saya bahwa dia paham kalau mudik merepotkan warga desa,"
"Sehingga dia memilih tidak mudik," kata Suwardi lebih lanjut.
(*)
Bukan Mulan Jameela, Dul Jaelani Anggap Sosok ini Sebagai Ibu Kedua Setelah Maia Estianty
Source | : | Kompas.com,Surya Malang |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |