Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kehidupan new normal sudah mulai dijalani masyarakat di Indonesia.
Mereka mulai melakukan aktivitas seperti biasa, namun tetap memperhatikan berbagai tindakan preventif pencegahan Covid-19.
Misalnya, kini kita selalu membawa hand sanitizer, menggunakan masker, rajin mencuci tangan, membawa tisu kering dan basah, hingga membawa pakaian ganti.
Di tengah pemberlakuan new normal atau normal baru yang mulai dilakukan sejumlah negara, termasuk Indonesia, ada banyak hal yang belum diketahui secara pasti soal virus corona.
Misalnya, tentang dari mana saja virus dapat bersumber selain dari tetesan batuk atau bersin orang yang telah terpapar virus corona.
Bahkan, setelah kita berusaha menjalani karantina mandiri untuk menghindari risiko paparan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, bagaimana tetap menjaga diri agar terlindungi dari virus?
Setelah menjalani normal baru dan adanya pelonggaran beraktivitas, pertanyaan tentang apakah virus dapat menempel dan menular melalui pakaian atau sepatu yang digunakan kembali muncul.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, menurut Dr. Vincent Hsu, seorang dokter penyakit menular dan pengobatan preventif di AventHealth Orlando, hingga kini, diyakini bahwa pakaian tidak menjadi sumber signifikan dari penularan virus corona.
Mengutip Healthline, Hsu menyebut, hingga kini tidak ada kasus penularan virus corona yang tercatat berasal dari pakaian.
Covid-19, sebuah penyakit pernapasan mirip flu yang disebabkan oleh virus corona, utamanya disebarkan melalui droplets.
Batuk dan bersin dari seseorang yang terinfeksi pada jarak dekat dengan orang lain berpotensi menyebabkan penularan langsung.
Meski demikian, diketahui pula bahwa virus corona mampu bertahan di luar tubuh manusia pada berbagai jenis permukaan, yang dapat menyebabkan penularan jika disentuh.
Kelembaban disebut memiliki peran penting untuk menentukan waktu virus bertahan di suatu jenis permukaan.
Baca Juga: Geruduk Hotel Tempat Pasien Dikarantina, Puluhan Warga Makassar Minta Keluarganya Dipulangkan!
Penularan virus melalui pakaian disebut tidak mungkin, tetapi para ahli sepakat bahwa mencuci pakaian langsung setelah bepergian adalah langkah yang baik.
Adapun sepatu diketahui jauh lebih kotor daripada pakaian sehingga kecenderungan untuk membawa bakteri dan kontaminan lain juga lebih besar.
Sebuah studi baru dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menyebut bahwa virus corona dapat hidup pada sol sepatu.
Namun, para ahli setuju bahwa sepatu bukan sumber yang berpotensi besar untuk menularkan virus corona pada kebanyakan kasus.
"Kita tidak meletakkan sepatu di atas meja. Kita tidak meletakkan sepatu di mulut kita. Sepatu tidak berada pada kategori benda yang sering disentuh. Pola harian kita telah menunjukkan manajemen atas objek kotor," kata spesialis penyakit menular Dr Kathleen Jordan.
Akan tetapi, kamu dapat melakukan tindakan keamanan tambahan untuk memastikan bahwa kontaminan tidak dapat masuk ke rumah dengan membersihkan sepatu dan meninggalkannya di pintu atau mendesain area yang aman untuk meletakkannya.
"Melepas sepatu dan membersihkannya sebelum memasuki rumah juga disarankan. Ini akan mencegah virus masuk ke rumah setelah melakukan perjalanan singkat.
Pastikan kamu membersihkannya di luar rumah dan biarkan mengering sendiri," kata dokter di Lenox Hill Hospital New York City Dr Robert Glatter.
Jika tengah merawat atau berada dalam jarak dekat dengan individu yang terpapar Covid-19, mencuci pakaian sesering mungkin adalah hal yang penting dalam menjaga higienitas.
Sementara itu, perjalanan seperti berbelanja sebenarnya tidak mengharuskan untuk mencuci langsung pakaian saat baru sampai rumah.
Namun, jika kamu tidak dapat menjaga jarak fisik dari orang lain saat bepergian, atau lebih buruk lagi, ada orang yang batuk dan bersin di dekatmu, mencuci pakaian adalah tindakan yang tepat.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas.com,nakita,Tribunnewswiki |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |